Temukan Daftar Supermarket Tutup di Indonesia, Dari Giant Hingga GS, Ini Alasannya!

Jumat, 9 Mei 2025 oleh journal

Temukan Daftar Supermarket Tutup di Indonesia, Dari Giant Hingga GS, Ini Alasannya!

Daftar Supermarket yang Gulung Tikar di Indonesia: Dari Giant Hingga GS, Apa yang Terjadi?

Beberapa tahun belakangan ini, kita menyaksikan sejumlah supermarket besar di Indonesia mengakhiri operasionalnya. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar?

CNNIndonesia mencatat setidaknya tiga nama besar di dunia ritel supermarket yang telah menutup gerainya dalam beberapa tahun terakhir. Penutupan ini seringkali baru disadari publik beberapa bulan setelah keputusan diambil.

GS Supermarket: Akhir Perjalanan Supermarket Korea di Indonesia

Kabar terbaru datang dari GS Supermarket, jaringan supermarket asal Korea Selatan. Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, mengonfirmasi bahwa GS Supermarket resmi menghentikan bisnisnya di Indonesia pada akhir Mei lalu.

"Iya memang sudah tutup. Mereka anggota kami, dan informasinya sudah ada. Proses penutupannya kalau tidak salah tanggal 31 Mei. Perusahaannya di Indonesia tutup, GS Supermarket tutup," ujar Budiharjo seperti dilansir detik pada Rabu, 7 Mei.

Budiharjo menambahkan bahwa GS Supermarket memiliki sekitar 10 gerai di Indonesia. Menurutnya, cakupan pasar supermarket ini terbilang kecil dan kurang berkembang dalam peta industri ritel Indonesia. Meski begitu, ada kabar bahwa beberapa gerai bekas GS Supermarket akan diambil alih oleh supermarket lain, meskipun identitasnya belum diungkapkan.

"Sebenarnya belum jelas siapa yang akan mengambil alih, tapi saya sudah dengar dari beberapa orang. Jadi, GS Supermarket sudahan dulu, beres-beres, baru deh gerainya diambil alih. Itu biasa sih di retail, kalau kita tutup terus diganti brand baru," jelasnya.

LuLu Hypermarket: Sempat Dirumorkan Bangkrut

Sebelum GS Supermarket, giliran LuLu Hypermarket, jaringan supermarket asal Uni Emirat Arab (UEA), yang diterpa isu penutupan gerai akibat bangkrut. Pada awal April, gerai LuLu Hypermarket di Cakung, Jakarta Timur, dan Sawangan, Depok, tampak sepi pengunjung. Bahkan, sejumlah produk dijual dengan diskon besar-besaran, mencapai hingga 90 persen.

LuLu Hypermarket pertama kali hadir di Indonesia pada 31 Mei 2016 dengan membuka gerai di Cakung, Jakarta Timur. Gerai pertama ini bahkan diresmikan langsung oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Namun, Corporate Affairs Director LuLu Group International, Luthfi Husin, membantah isu penutupan dan kebangkrutan tersebut. Ia menjelaskan bahwa supermarket tersebut memang sedang mengadakan diskon besar-besaran sebagai bagian dari perubahan lini bisnisnya. Langkah ini diambil karena bisnis hypermarket dinilai sedang mengalami penurunan.

"Terkait info-info yang beredar kalau gerai Lulu Hypermarket mau tutup operasi itu tidak benar ya," tegas Luthfi seperti dilansir CNBC Indonesia pada Jumat, 11 April.

Giant: Mengakhiri Era di Tengah Perubahan Perilaku Konsumen

Kabar yang paling menghebohkan mungkin adalah penutupan seluruh gerai Giant oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada Juli 2021. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap perubahan perilaku berbelanja masyarakat.

Giant mencatatkan kerugian pada tahun 2017, 2018, 2020, dan kuartal I 2021. Hero pun memutuskan untuk lebih fokus pada lini usaha lain yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan lebih baik.

Penutupan seluruh gerai Giant berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 7 ribu karyawan. Namun, Hero mempersilakan para pekerja untuk berpindah ke lini bisnis mereka yang lain.

"Kami juga berharap dapat menyediakan peluang baru seiring dengan pengembangan bisnis kami lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan positif yaitu Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket," demikian pernyataan Hero dalam dokumen keterbukaan informasi pada 14 Juni 2021.

Industri ritel terus berubah, dan sebagai konsumen, kita perlu beradaptasi agar tetap bisa berbelanja dengan cerdas dan efisien. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Buat Daftar Belanja Sebelum Berangkat - Ini penting banget! Dengan daftar belanja, kamu bisa fokus pada kebutuhan dan menghindari pembelian impulsif yang gak perlu. Misalnya, sebelum ke supermarket, cek dulu apa yang sudah habis di kulkas dan buat daftarnya.

Dengan membuat daftar belanja, kamu akan lebih fokus dan hemat waktu.

2. Manfaatkan Promo dan Diskon - Jangan malu untuk berburu promo dan diskon. Hampir semua supermarket menawarkan promo mingguan atau bulanan. Cek katalog atau aplikasi supermarket sebelum belanja. Contohnya, beli produk yang sedang diskon besar-besaran tapi masih dalam masa kadaluarsa yang lama.

Dengan memanfaatkan promo, kamu bisa menghemat pengeluaran bulanan.

3. Bandingkan Harga Antar Supermarket - Harga barang bisa berbeda-beda antar supermarket. Jika punya waktu, coba bandingkan harga barang-barang kebutuhan pokok di beberapa supermarket sebelum memutuskan untuk berbelanja. Contohnya, bandingkan harga beras, minyak goreng, atau telur di dua atau tiga supermarket terdekat.

Dengan membandingkan harga, kamu bisa mendapatkan harga terbaik.

4. Pertimbangkan Merek Alternatif (Generic Brand) - Supermarket seringkali menawarkan produk dengan merek sendiri (generic brand) yang harganya lebih murah daripada merek-merek terkenal. Kualitasnya seringkali tidak jauh berbeda. Contohnya, coba beli sabun cuci piring atau tisu dengan merek supermarket tersebut.

Dengan memilih merek alternatif, kamu bisa menghemat cukup banyak uang.

5. Belanja Online untuk Efisiensi Waktu - Jika kamu sibuk, belanja online bisa jadi solusi. Banyak supermarket kini menawarkan layanan belanja online dengan pengiriman ke rumah. Ini bisa menghemat waktu dan tenaga. Contohnya, pesan semua kebutuhan bulananmu melalui aplikasi supermarket dan atur jadwal pengiriman.

Dengan belanja online, kamu bisa menghindari antrian dan keramaian di supermarket.

6. Kurangi Pemakaian Kantong Plastik - Bawa tas belanja sendiri (reusable bag) saat berbelanja. Selain lebih ramah lingkungan, beberapa supermarket bahkan memberikan diskon kecil jika kamu menggunakan tas belanja sendiri. Contohnya, siapkan beberapa tas belanja kain di mobil atau di dekat pintu rumah agar tidak lupa dibawa saat berbelanja.

Dengan mengurangi pemakaian kantong plastik, kamu ikut menjaga lingkungan.

Kenapa ya, kok supermarket seperti Giant bisa tutup semua gerainya? Kata Ibu Ani, itu karena apa?

Menurut pengamat ritel, Roy Mandey, "Penutupan Giant lebih disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen yang beralih ke format ritel yang lebih kecil dan fokus, seperti minimarket atau supermarket khusus. Giant, dengan format hypermarketnya, kesulitan bersaing dengan tren ini."

LuLu Hypermarket sempat diisukan bangkrut. Apa benar begitu, menurut Pak Budi?

Luthfi Husin, Corporate Affairs Director LuLu Group International, menegaskan, "Isu kebangkrutan itu tidak benar. Kami sedang melakukan perubahan strategi bisnis untuk menyesuaikan diri dengan pasar Indonesia. Diskount besar-besaran yang kami lakukan adalah bagian dari strategi tersebut."

GS Supermarket tutup karena apa ya? Apa kata Mbak Citra?

Budihardjo Iduansjah, Ketua Hippindo, menjelaskan, "GS Supermarket memiliki cakupan pasar yang relatif kecil di Indonesia. Mereka kesulitan untuk berkembang dan bersaing dengan jaringan supermarket yang lebih besar dan mapan."

Kalau Giant tutup, nasib karyawannya bagaimana ya? Menurut Mas Dedi?

Menurut PT Hero Supermarket Tbk (HERO), "Kami memberikan kesempatan kepada karyawan Giant untuk pindah ke lini bisnis kami yang lain, seperti Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket. Kami juga memberikan pesangon sesuai dengan ketentuan yang berlaku."

Apakah penutupan supermarket ini pertanda buruk bagi ekonomi Indonesia? Kata Bu Endang, bagaimana?

Pengamat ekonomi, Faisal Basri, berpendapat, "Penutupan supermarket tertentu tidak serta merta mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Ini lebih merupakan dinamika persaingan bisnis dan perubahan preferensi konsumen. Ada bisnis yang tutup, tapi ada juga bisnis lain yang tumbuh."

Sebagai konsumen, apa yang bisa kita pelajari dari fenomena ini? Menurut Pak Firman?

Pengamat perilaku konsumen, Yuswohady, menyarankan, "Kita sebagai konsumen harus semakin cerdas dalam berbelanja. Manfaatkan teknologi, bandingkan harga, dan cari promo terbaik. Jangan terpaku pada satu merek atau satu toko saja."