Ketahui Janji Prabowo Hapus Outsourcing Dibalas Pengusaha, Sikap Para Bos Terungkap mendukung pertumbuhan ekonomi
Kamis, 8 Mei 2025 oleh journal
Polemik Penghapusan Outsourcing: Pengusaha Angkat Bicara Usai Janji Prabowo
Janji Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk menghapuskan sistem outsourcing langsung memicu reaksi dari kalangan pengusaha. Para pelaku bisnis alih daya (outsourcing) kompak meminta pemerintah untuk meninjau ulang rencana tersebut. Isu ini memang selalu menghangat menjelang Hari Buruh, namun kali ini terasa lebih intens.
Mira Sonia, Ketua Umum Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI), menekankan pentingnya pengkajian mendalam terhadap dampak penghapusan outsourcing. "Iya, setiap tahun pasti jadi topik di 1 Mei. Kalau kami harapannya bisa dikaji dengan baik dampak penghapusan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/5/2025).
Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang lebih besar. Menurutnya, menghapus outsourcing justru bisa memperburuk masalah ketenagakerjaan yang sudah ada.
"Saya concern dengan pegawai outsourcing-nya. Jika perusahaan outsourcing tutup, saya tidak yakin akan mudah diserap oleh perusahaan pemberi kerja. Karena ada kompetensi dan keahlian di sana," jelas Mira.
Oleh karena itu, Mira mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali rencana tersebut secara lebih komprehensif. "Tambah banyak yang di-PHK, kasihan ini pekerjanya," imbuhnya.
Senada dengan Mira, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, juga menyuarakan perlunya pengkajian ulang. "Kita minta dikaji ya, karena Presiden ngomong apa, Presiden bijak banget denger suara buruh mengenai penghapusan outsourcing, tapi tolong dicermati kalimat secara lengkap tapi kita harus realistis memikirkan investasi, kan presiden udah ngomong artinya harus ada pengkajian pihak ketiga apa sih persoalan outsourcing?" kata Bob.
Menurut Bob, alih-alih menghapus, Indonesia seharusnya memperkuat sektor outsourcing agar bisa bersaing di kancah global. Ia mencontohkan India yang dikenal dengan outsourcing technology dan Filipina dengan outsourcing teleservices. "Kita ada perusahaan outsourcing world class seperti USS cleaning service, tapi world class. Memang perusahaan outsourcing kita nggak bisa naik kelas?" tanyanya.
Lebih lanjut, Bob Azam mengingatkan bahwa penghapusan outsourcing justru bisa menambah masalah baru dalam penyerapan tenaga kerja. "Kita harus liat outsourcing penyerahan pekerjaan ke pihak ketiga biasanya diserahkan dari perusahaan besar ke menengah kecil, sekarang kalau dihapus emang mau dihapus yang menengah kecil? Memang prakteknya perlu ada yang diperbaiki, jadi jangan lumbung yang dibakar itu ya, tikusnya yang ditangkep," tegasnya.
Sistem outsourcing sendiri telah legal sejak tahun 2003 dan sudah berjalan cukup lama. Penghapusannya, menurut Bob, bisa menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha. "Ya jelas (timbul ketidakpastian), karena begini, salah satu strategi pemerintahan menghadapi pelemahan ekonomi, global ekonomi ini adalah deregulasi. Jangan malah kebalik melakukan regulasi, tapi konsen buruh mengenai praktek-praktek outsourcing yang nggak benar, ya itulah yang diperbaiki," jelas Bob.
"Maksudnya kan pengawasan yang diperkuat oleh pemerintah, makanya kita usul untuk pengawasan itu langsung pegang pusat saja jangan pemda," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencananya untuk menghapus skema kerja outsourcing di hadapan ribuan buruh pada peringatan May Day 2025 di Monas, Jakarta. "Saya juga akan meminta Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, bagaimana caranya kita, kalau bisa segera, tapi secepat-cepatnya kita ingin menghapus outsourcing," kata Prabowo dalam pidatonya.
Isu penghapusan outsourcing memang bikin resah, ya? Tapi tenang, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan diri dan menghadapi situasi ini dengan lebih baik. Yuk, simak tips berikut!
1. Tingkatkan Keterampilan dan Kompetensi Diri - Di dunia kerja yang terus berubah, memiliki keterampilan yang relevan dan kompetensi yang mumpuni itu penting banget. Ikuti pelatihan, kursus, atau workshop untuk meningkatkan kemampuanmu. Misalnya, kalau kamu bekerja di bidang IT, coba deh pelajari bahasa pemrograman baru atau framework yang lagi populer. Ini akan membuatmu lebih menarik di mata perusahaan.
Contohnya, jika Anda seorang staf administrasi, mengikuti kursus Microsoft Excel tingkat lanjut dapat meningkatkan keterampilan Anda dalam mengolah data dan membuat laporan.
2. Bangun Jaringan Profesional yang Luas - Jangan cuma fokus sama pekerjaanmu aja. Cobalah untuk memperluas jaringan profesionalmu. Ikut acara-acara industri, seminar, atau konferensi. Manfaatkan juga media sosial seperti LinkedIn untuk terhubung dengan orang-orang di bidangmu. Siapa tahu, ada peluang kerja yang bisa kamu dapatkan dari jaringanmu ini.
Misalnya, menghadiri acara networking di bidang pemasaran digital dapat membantu Anda bertemu dengan profesional lain dan mempelajari tren terbaru.
3. Pantau Perkembangan Industri dan Regulasi Ketenagakerjaan - Selalu update dengan berita dan perkembangan terbaru di industri tempatmu bekerja. Selain itu, perhatikan juga regulasi ketenagakerjaan yang berlaku. Ini akan membantumu memahami hak dan kewajibanmu sebagai pekerja, serta mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang mungkin terjadi.
Contohnya, selalu membaca berita ekonomi dan bisnis, serta mengikuti seminar tentang regulasi ketenagakerjaan.
4. Siapkan Dana Darurat - Ini penting banget, lho! Dalam situasi yang tidak pasti seperti ini, memiliki dana darurat bisa memberikanmu rasa aman dan tenang. Sisihkan sebagian dari penghasilanmu setiap bulan untuk dana darurat. Idealnya, dana daruratmu cukup untuk menutupi biaya hidup selama 3-6 bulan. Jadi, kalau ada apa-apa, kamu nggak perlu terlalu khawatir.
Misalnya, menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan ke rekening tabungan khusus dana darurat.
Apa alasan utama pemerintah berencana menghapus sistem outsourcing, menurut Ibu Ani?
Menurut Bapak Prabowo Subianto, rencana penghapusan outsourcing bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dan mengurangi praktik-praktik yang merugikan pekerja. Beliau ingin memastikan semua pekerja mendapatkan hak-hak yang layak.
Bagaimana dampak penghapusan outsourcing terhadap perusahaan kecil dan menengah (UKM), menurut Bapak Budi?
Menurut Bapak Bob Azam dari Apindo, penghapusan outsourcing bisa berdampak signifikan pada UKM karena banyak perusahaan besar yang menyerahkan sebagian pekerjaannya ke UKM melalui sistem outsourcing. Jika sistem ini dihapus, UKM bisa kehilangan sumber pendapatan dan mengalami kesulitan dalam penyerapan tenaga kerja.
Apa yang menjadi kekhawatiran utama Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) terkait penghapusan outsourcing, menurut Ibu Citra?
Ibu Mira Sonia dari ABADI menyatakan kekhawatiran utama mereka adalah potensi peningkatan angka PHK jika perusahaan outsourcing terpaksa tutup. Beliau juga meragukan kemampuan perusahaan pemberi kerja untuk menyerap seluruh pegawai outsourcing yang kehilangan pekerjaan.
Bagaimana pandangan Bapak Dedi Mulyadi terkait upaya pengawasan praktik outsourcing yang tidak benar?
Bapak Bob Azam menyarankan agar pemerintah pusat memperkuat pengawasan terhadap praktik-praktik outsourcing yang tidak benar. Beliau mengusulkan agar pengawasan ini langsung ditangani oleh pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah, agar lebih efektif.
Apa alternatif yang diusulkan Ibu Endang untuk menggantikan penghapusan sistem outsourcing?
Bapak Bob Azam mengusulkan agar Indonesia memperkuat sektor outsourcing agar bisa lebih unggul seperti negara lain, misalnya India dan Filipina. Dengan demikian, alih-alih menghapus, sistem outsourcing justru bisa dikembangkan menjadi sektor yang kompetitif dan memberikan manfaat bagi negara.
Apa langkah konkret yang akan diambil Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional terkait isu outsourcing, menurut Bapak Farhan?
Bapak Prabowo Subianto menyatakan akan meminta Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional untuk mencari cara menghapus outsourcing secepat mungkin. Beliau ingin masalah ini segera diselesaikan demi kesejahteraan buruh.