Rencana Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani Diprotes Keras, Ini Alasannya Menuai Kontroversi Publik
Kamis, 24 April 2025 oleh journal
Protes Keras Alumni dan Warga Atas Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani
Rencana pemecahan aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani di Kabupaten Pasuruan tengah memicu gelombang protes dari warga dan alumni. Mereka merasa ikut berjuang dan berkontribusi dalam pembangunan SMAN 1 Bangil sejak awal berdiri, sehingga mempertanyakan akuisisi aset tersebut.
Rabu (23/4), Aliansi Alumni dan Masyarakat Bangil Peduli SMANBA, yang dipelopori oleh Chairil Muchlis (alumni angkatan 1988), melakukan audiensi dengan DPRD dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Chairil menegaskan bahwa mereka tidak menentang keberadaan SMA Taruna Madani, melainkan mempertanyakan urgensinya yang dinilai mencederai rasa keadilan.
“SMAN 1 Bangil itu satu-satunya SMA yang diperebutkan oleh lima kecamatan, termasuk Gempol dengan jumlah penduduk terbesar. Seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi punya data rasio tersebut. Keberadaan Taruna Madani justru mengurangi kuota SMAN 1 Bangil. Buktinya, dari 12 rombongan belajar (rombel) turun menjadi 9 rombel,” ujarnya.
Kekhawatiran akan keputusan sepihak (top-down) dari Pemprov terkait pemecahan aset semakin menguat. Muchlis menegaskan bahwa aset SMAN 1 Bangil tidak sepenuhnya berasal dari pemerintah. “Banyak partisipasi masyarakat berupa sumbangan,” imbuhnya.
Data yang dihimpun alumni juga menunjukkan tren penurunan prestasi SMAN 1 Bangil sejak berdirinya SMA Taruna Madani. Kondisi ini bahkan memicu beberapa demonstrasi, salah satu tuntutannya adalah penggantian kepala sekolah.
Gandung, alumni angkatan pertama SMAN 1 Bangil, mengenang perjuangan di masa-masa awal berdirinya sekolah. Ia bercerita bagaimana butuh waktu tiga tahun bagi sekolah untuk memiliki gedung sendiri. Sebelumnya, para siswa harus menumpang di sekolah-sekolah lain.
“Waktu itu belum punya gedung. Baru kelas 3 ada gedung. Banyak partisipasi masyarakat yang dikoordinir BP3 yang sekarang menjadi komite sekolah,” kenangnya.
Menanggapi polemik ini, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur, Suhartatik, menjelaskan bahwa telah ada kesepakatan win-win solution yang sedang berjalan.
Berikut beberapa tips untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sekolah:
1. Bergabung dengan Komite Sekolah: - Komite sekolah adalah wadah resmi bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Dengan bergabung, Anda dapat memberikan masukan, saran, dan ikut mengawasi pengelolaan sekolah.
Contoh: Menghadiri rapat komite sekolah dan aktif dalam diskusi.
2. Menyumbangkan Tenaga dan Keahlian: - Anda dapat menyumbangkan keahlian yang dimiliki untuk mendukung kegiatan sekolah.
Contoh: Jika Anda seorang ahli IT, Anda bisa membantu mengelola website sekolah atau memberikan pelatihan komputer kepada siswa.
3. Menggalang Dana: - Penggalangan dana dapat membantu sekolah dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana.
Contoh: Mengorganisir acara penggalangan dana atau mencari sponsor untuk kegiatan sekolah.
4. Menjadi Mentor: - Anda dapat menjadi mentor bagi siswa untuk membimbing dan memotivasi mereka dalam belajar.
Contoh: Memberikan bimbingan belajar atau berbagi pengalaman karier.
5. Menjaga Komunikasi dengan Sekolah: - Komunikasi yang baik antara orang tua, masyarakat, dan sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Contoh: Secara rutin berkomunikasi dengan guru dan pihak sekolah mengenai perkembangan anak atau isu-isu terkait sekolah.
Bagaimana mekanisme pengalihan aset sekolah yang sesuai prosedur? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
(Dijawab oleh Prof. Dr. Retno Listyarti, Pakar Pendidikan) Pengalihan aset sekolah harus melalui proses yang transparan dan akuntabel, melibatkan seluruh stakeholder terkait, termasuk komite sekolah dan pemerintah daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjadi acuan utama dalam proses ini.
Apa dampak pengurangan rombel terhadap kualitas pendidikan? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
(Dijawab oleh Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Pengurangan rombel idealnya tidak mengurangi kualitas pendidikan jika diimbangi dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan rasio guru-siswa yang ideal. Namun, perlu kajian mendalam untuk memastikan dampaknya di lapangan.
Bagaimana peran alumni dalam mengawal kualitas almamaternya? (Pertanyaan dari Ani Widayati)
(Dijawab oleh Anies Baswedan, Akademisi dan Tokoh Publik) Alumni berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas almamaternya, mulai dari memberikan masukan, mendukung program sekolah, hingga menjadi mentor bagi adik-adik kelasnya. Keterlibatan alumni adalah aset berharga bagi perkembangan sekolah.
Apa solusi terbaik untuk mengatasi konflik kepentingan dalam pengelolaan aset sekolah? (Pertanyaan dari Muhammad Rizki)
(Dijawab oleh Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur) Solusi terbaik adalah melalui dialog dan musyawarah yang melibatkan seluruh pihak terkait untuk mencapai kesepakatan bersama yang mengutamakan kepentingan pendidikan dan masa depan generasi muda.