Inilah 6 Tanda Kolesterol Tinggi yang Terlihat Saat Anda Berjalan Kaki, Jangan Abaikan! demi kesehatan jantung Anda
Jumat, 16 Mei 2025 oleh journal
Awas! 6 Tanda Kolesterol Tinggi Ini Bisa Muncul Saat Anda Jalan Kaki
Kolesterol sering dianggap sebagai musuh dalam selimut. Padahal, zat lilin ini sebenarnya diproduksi alami oleh tubuh dan penting untuk membangun sel-sel sehat, hormon, dan bahkan vitamin D. Masalahnya adalah, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan tidak terkontrol bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung dan stroke.
Ironisnya, kolesterol tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Inilah mengapa kondisi ini sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam". Namun, ada beberapa tanda yang mungkin muncul saat Anda melakukan aktivitas fisik, khususnya berjalan kaki, yang bisa menjadi indikasi adanya masalah kolesterol.
Tanda-tanda ini seringkali merupakan manifestasi dari penyakit arteri perifer (PAD), yang erat kaitannya dengan kadar kolesterol yang tinggi. Jadi, apa saja tanda-tanda kolesterol tinggi yang mungkin muncul saat Anda berjalan kaki?
Kenali Tanda-Tandanya: Kolesterol Tinggi Saat Berjalan Kaki
Secara umum, kadar kolesterol tinggi ditandai dengan kolesterol total di atas 240 mg/dL atau kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yang sering disebut kolesterol jahat, di atas 190 mg/dL. Berikut adalah beberapa tanda yang patut Anda waspadai:
1. Nyeri atau Tidak Nyaman di Kaki
Nyeri kaki adalah salah satu gejala awal kolesterol tinggi yang seringkali diabaikan. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh PAD. Ketika kolesterol menumpuk di arteri, pembuluh darah menjadi menyempit, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke otot kaki. Akibatnya, Anda mungkin merasakan nyeri, rasa tidak nyaman, atau kelelahan di betis, paha, atau bokong, terutama saat berjalan atau menaiki tangga.
Nyeri ini muncul karena otot membutuhkan lebih banyak oksigen saat digunakan, sementara arteri yang menyempit tidak dapat memasok oksigen yang cukup. Biasanya, nyeri akan mereda saat Anda beristirahat karena kebutuhan oksigen oleh otot berkurang. Namun, seiring dengan perkembangan kondisi, nyeri bahkan bisa dirasakan saat istirahat.
2. Kelemahan Otot
Penyempitan arteri akibat kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot kaki. Anda mungkin merasakan kesulitan saat berjalan, menjaga keseimbangan, atau bahkan berdiri dalam waktu lama. Otot membutuhkan aliran oksigen dan nutrisi yang konstan melalui darah, dan jika pasokan ini tidak mencukupi, fungsi otot akan terganggu.
Seiring waktu, sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan atrofi otot, membuat Anda lebih rentan terjatuh dan kurang bergerak, terutama pada lansia atau mereka yang memiliki faktor risiko lainnya.
3. Kaki Terasa Dingin
Sirkulasi yang buruk akibat kolesterol tinggi dapat menyebabkan salah satu tungkai atau kaki bagian bawah terasa lebih dingin daripada yang lain, terutama saat atau setelah berjalan kaki. Hal ini terjadi karena arteri yang mengecil membatasi aliran darah ke ekstremitas, sehingga membatasi penyebaran kehangatan.
Akibatnya, kaki yang bersangkutan mungkin terasa jauh lebih dingin saat disentuh dibandingkan bagian tubuh lainnya. Dalam situasi yang parah, kulit kaki atau jari kaki bahkan bisa terlihat pucat atau kebiruan karena kekurangan oksigen. Rasa dingin kronis pada ekstremitas merupakan tanda PAD tingkat lanjut dan tidak boleh diabaikan.
4. Mati Rasa atau Kesemutan
Sirkulasi darah yang tidak lancar dapat menyebabkan mati rasa atau sensasi kesemutan pada jari kaki atau telapak kaki, terutama saat berolahraga seperti berjalan kaki. Saraf membutuhkan darah yang mengandung oksigen agar dapat berfungsi dengan baik. Ketika endapan kolesterol menyempitkan atau menyumbat arteri, fungsi saraf akan terpengaruh, menyebabkan sensasi "kesemutan" atau hilangnya sensasi.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi kesemutan kronis, cedera saraf, atau bahkan nekrosis jaringan pada kasus yang parah. Jika Anda mengalami kesemutan pada kaki dalam jangka waktu lama, segera konsultasikan dengan dokter.
5. Perubahan Warna pada Kaki atau Tungkai
Perubahan warna pada kaki atau tungkai yang menjadi lebih terang atau bahkan biru keunguan bisa menjadi indikasi kolesterol tinggi. Perubahan warna ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah kaya oksigen ke kulit, akibat langsung dari sirkulasi yang buruk yang disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol. Ketika arteri menyempit, pengiriman oksigen tidak memadai, dan kulit merespons dengan mengubah warna.
Dalam kasus ekstrem, gangguan ini dapat menyebabkan sianosis, di mana jaringan akan tampak biru karena kekurangan oksigen. Jika perubahan warna berlanjut atau memburuk, segera periksakan diri ke dokter.
6. Penyembuhan Luka yang Lambat
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyembuhan luka kecil, luka gores, atau lepuh pada kaki dan telapak kaki menjadi lambat. Hal ini disebabkan aliran darah yang rendah mencegah jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk penyembuhan yang baik. Akibatnya, luka kecil mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu untuk sembuh, meningkatkan risiko infeksi dan ketidaknyamanan saat berjalan.
Dalam beberapa kasus yang parah, dapat muncul tukak yang tidak kunjung sembuh, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangren atau amputasi. Kondisi ini terutama terjadi pada penderita diabetes dan mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Pemeriksaan kaki secara preventif dan diagnosis dini sangat penting untuk menghindari komplikasi yang lebih parah.
Kadar kolesterol yang sehat sangat penting untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda. Untungnya, ada beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil. Yuk, simak tips berikut ini!
1. Perhatikan Pola Makan Anda - Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti gorengan, makanan cepat saji, dan daging berlemak. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Misalnya, ganti camilan keripik kentang dengan buah apel atau wortel.
2. Rutin Berolahraga - Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Usahakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
Anda bisa mencoba berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang.
3. Jaga Berat Badan Ideal - Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol. Jika Anda memiliki berat badan berlebih, usahakan untuk menurunkannya secara bertahap.
Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat.
4. Berhenti Merokok - Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Jika Anda merokok, berhentilah sekarang juga.
Cari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan untuk membantu Anda berhenti merokok.
5. Konsumsi Makanan Kaya Serat - Serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Perbanyak konsumsi makanan seperti oatmeal, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
Tambahkan satu porsi oatmeal ke dalam sarapan Anda setiap hari.
6. Konsultasikan dengan Dokter - Jika Anda memiliki faktor risiko kolesterol tinggi, seperti riwayat keluarga atau kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan gaya hidup atau obat-obatan untuk membantu Anda mengontrol kadar kolesterol.
Apakah benar kolesterol tinggi selalu berbahaya, menurut pendapat Budi?
Menurut Dr. Tania Putri, seorang ahli jantung terkemuka, "Tidak semua kolesterol itu buruk. Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk berbagai fungsi penting. Yang berbahaya adalah kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang terlalu tinggi, karena dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri."
Apakah gejala kolesterol tinggi selalu muncul saat berjalan kaki, seperti yang dialami oleh Siti?
Menurut Prof. Bambang Susilo, seorang spesialis penyakit dalam, "Gejala kolesterol tinggi seringkali tidak terasa, terutama pada tahap awal. Namun, pada beberapa orang, gejala seperti nyeri kaki saat berjalan kaki dapat menjadi indikasi adanya masalah kolesterol yang perlu diperiksakan."
Bagaimana cara terbaik untuk menurunkan kolesterol tinggi, menurut pendapat Anton?
Menurut Chef Renata Moeloek, seorang ahli gizi dan koki selebriti, "Menurunkan kolesterol tinggi bisa dilakukan dengan kombinasi pola makan sehat, olahraga teratur, dan jika diperlukan, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Hindari makanan olahan dan perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan segar."
Apakah benar bahwa hanya orang tua yang berisiko terkena kolesterol tinggi, seperti yang dikhawatirkan oleh Rina?
Menurut dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang influencer kesehatan, "Meskipun risiko kolesterol tinggi meningkat seiring bertambahnya usia, siapa pun bisa terkena, termasuk anak muda. Faktor gaya hidup, seperti pola makan dan kurangnya aktivitas fisik, dapat memengaruhi kadar kolesterol."
Apakah ada makanan tertentu yang harus dihindari jika memiliki kolesterol tinggi, seperti yang ditanyakan oleh Joko?
Menurut Jansen Ongko, seorang ahli gizi olahraga, "Makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti gorengan, makanan cepat saji, dan daging berlemak, sebaiknya dihindari. Baca label nutrisi dengan cermat dan pilihlah makanan yang rendah lemak jenuh dan kolesterol."
Seberapa penting pemeriksaan kolesterol secara rutin, menurut pandangan Maya?
Menurut Najwa Shihab, seorang jurnalis dan tokoh publik, "Pemeriksaan kolesterol secara rutin sangat penting, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga atau gaya hidup yang kurang sehat. Deteksi dini dapat membantu mencegah komplikasi serius di kemudian hari."