Inilah Misteri Jet J,10C Pakistan, Mungkinkah Jatuhkan Rafale India? Fakta Terungkap Disini

Jumat, 9 Mei 2025 oleh journal

Inilah Misteri Jet J,10C Pakistan, Mungkinkah Jatuhkan Rafale India? Fakta Terungkap Disini

Benarkah Jet Tempur J-10C Pakistan Tembak Jatuh Rafale India? Inilah Bukti yang Beredar

Foto: Jet tempur J-10C China. (HECTOR RETAMAL / AFP)

Kabar mengejutkan beredar: jet tempur Rafale buatan Prancis milik India dikabarkan ditembak jatuh. Isu ini semakin panas setelah muncul laporan bahwa Pakistan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Bahkan, disebutkan ada lima jet tempur India yang berhasil dilumpuhkan dalam beberapa hari terakhir, termasuk tiga Rafale. Benarkah demikian?

Hingga saat ini, pemerintah India belum memberikan konfirmasi resmi terkait klaim ini. Namun, jagat media sosial diramaikan dengan beredarnya foto-foto yang disebut sebagai puing-puing pesawat. Lokasi penemuan puing-puing tersebut berada di desa Aklian Kalan, Punjab, hanya sekitar 20 kilometer dari pangkalan udara Bathinda, yang merupakan markas utama Rafale di India.

Yang membuat spekulasi semakin liar adalah penemuan bangkai mesin Snecma M88, mesin yang juga digunakan oleh Rafale. Foto-foto detail pada bagian nosel mesin semakin memperkuat dugaan bahwa itu memang mesin M88. Tak hanya itu, gambar lain menunjukkan bagian ekor vertikal pesawat Rafale. Meskipun kondisinya sudah tidak utuh, tanda dan bendera India yang tertera jelas mengidentifikasi bahwa bagian tersebut berasal dari Rafale EH (kursi tunggal) dengan nomor seri BS 001 milik Angkatan Udara India.

Walaupun sebagian besar klaim belum dapat diverifikasi secara independen, keberadaan gambar-gambar ini menjadi bukti kuat yang mengindikasikan bahwa Rafale memang benar ditembak jatuh. Jika kabar ini terkonfirmasi, maka ini akan menjadi kerugian pertama bagi pesawat tempur kebanggaan Prancis tersebut dalam pertempuran.

Mengutip laporan dari The Aviationist, yang mengutip CNN International, baik Dassault (pabrikan Rafale) maupun pihak militer Prancis belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait isu ini. Lalu, bagaimana mungkin Rafale bisa ditembak jatuh?

Beberapa sumber menyebutkan bahwa pesawat tersebut kemungkinan dihantam oleh rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak jauh dengan sistem semi-active radar homing (SARH) HQ-9 buatan China. Namun, bukti foto yang beredar justru mengarah pada kemungkinan lain, yaitu penggunaan rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan pemandu radar aktif (ARH) PL-15E. Puing-puing PL-15E bahkan difoto di wilayah timur laut negara bagian Punjab, India, wilayah yang sama dengan lokasi pangkalan udara Bathinda.

Foto pertama yang beredar di dunia maya menunjukkan bagian rudal yang teridentifikasi sebagai bagian belakang radome. Gambar lain menampilkan pelacak AESA (active electronically scanned array) dari PL-15E. "Meskipun lokasinya tidak disebutkan secara spesifik, komponen tersebut dilaporkan ditemukan jauh di dalam wilayah India," demikian laporan dari The Aviationist.

Rafale India: Spesifikasi dan Modifikasi Khusus

India menerima jet tempur Rafale pertamanya pada Juli 2020, sebagai bagian dari kontrak pembelian 36 unit yang ditandatangani pada tahun 2016. Awalnya, India berencana untuk membeli 126 pesawat, dengan sebagian besar akan diproduksi secara lokal. Rafale berhasil masuk dalam daftar pendek bersama Eurofighter Typhoon pada tahun 2011, dan akhirnya dinyatakan sebagai pemenang pada tahun berikutnya.

Namun, program tersebut mengalami perubahan, dan kontrak akhirnya ditandatangani hanya untuk 36 pesawat. Pesawat-pesawat tersebut kemudian diberi nama Rafale EH (kursi tunggal) dan Rafale DH (kursi ganda).

Rafale yang dibeli India dilaporkan telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan spesifik India. Berbasis pada pesawat standar F3-R, Rafale India menerima sekitar 14 modifikasi khusus. Menurut informasi yang tersedia, modifikasi tersebut mencakup versi perbaikan dari sistem Thales Front Sector Optronics (FSO), DASH Helmet Mounted Display, altimeter radar yang dimodifikasi, dan perangkat lunak radar RBE2 yang juga dimodifikasi. Dari segi persenjataan, Rafale India dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara MICA dan Meteor, serta rudal jelajah yang diluncurkan dari udara SCALP-EG.

J-10C China dan Rudal PL-15E: Senjata Mematikan?

Sumber-sumber dari Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C buatan China dengan menggunakan rudal PL-15E. J-10, pesawat bersayap delta, melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1998, dan hingga saat ini hampir 500 unit telah diproduksi untuk Angkatan Udara China.

Desain J-10 seringkali dikaitkan dengan IAI Lavi milik Israel. Berbagai sumber mengklaim telah mendapatkan konfirmasi tentang hubungan antara kedua pesawat tersebut, meskipun tidak ada pernyataan resmi yang pernah dikeluarkan untuk menanggapi kontroversi ini.

Lavi awalnya dirancang sebagai pesawat tempur serang di kelas yang sama dengan F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat. Pesawat ini direncanakan menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Israel, namun program tersebut dibatalkan pada tahun 1987, setahun setelah penerbangan pertamanya, karena masalah ekonomi.

Seperti J-10, Lavi memiliki desain sayap delta dengan canard dan saluran masuk udara dengan pelat pemisah di bawah badan pesawat, tepat di bawah kokpit. J-10 telah ditingkatkan selama bertahun-tahun, dengan varian J-10C kini dilengkapi radar AESA, sensor IRST (Infrared Search and Track), ECM (Electronic Counter Measures) canggih, dan mesin WS-10 asli untuk menggantikan mesin AL-31FN Rusia yang digunakan oleh varian sebelumnya.

Dari segi persenjataan, J-10C dilengkapi dengan berbagai rudal udara-ke-udara, termasuk PL-10 dan PL-15, serta berbagai jenis senjata udara-ke-darat pintar.

Isu seputar pesawat tempur dan konflik udara memang seringkali kompleks. Supaya kita bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, yuk simak beberapa tips berikut:

1. Verifikasi Sumber Berita - Jangan langsung percaya dengan satu sumber saja. Cari berita dari berbagai media kredibel dan bandingkan informasinya. Contohnya, jika ada berita tentang jatuhnya pesawat, coba cari konfirmasi dari media internasional ternama seperti Reuters atau Associated Press.

Ingat, berita yang akurat adalah kunci!

2. Pahami Istilah Teknis - Dunia penerbangan militer punya banyak istilah teknis yang mungkin asing. Coba cari tahu arti istilah seperti "radar AESA," "rudal SARH," atau "ECM."

Dengan memahami istilah-istilah ini, kita bisa lebih mudah memahami berita dan analisis yang ada.

3. Perhatikan Bukti Visual - Foto dan video bisa menjadi petunjuk penting, tapi jangan langsung percaya begitu saja. Perhatikan detail-detailnya, cari tahu apakah ada kejanggalan atau manipulasi. Gunakan reverse image search untuk mencari tahu asal-usul gambar dan apakah gambar tersebut sudah pernah digunakan sebelumnya.

Bukti visual yang kuat bisa memperkuat atau melemahkan suatu klaim.

4. Kenali Bias Media - Setiap media punya kecenderungan atau kepentingan tertentu. Coba kenali bias media yang kita baca atau tonton, dan pertimbangkan bias tersebut saat menilai informasi yang disajikan.

Dengan memahami bias media, kita bisa lebih kritis dalam menerima informasi.

5. Jangan Terpancing Emosi - Isu konflik dan peperangan seringkali memicu emosi yang kuat. Usahakan untuk tetap tenang dan rasional saat membaca atau membahas berita terkait. Hindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi atau yang bersifat provokatif.

Informasi yang valid akan membantu kita untuk bertindak dengan bijak.

Apakah benar jet tempur Rafale India ditembak jatuh, menurut Bapak Budi?

Menurut pengamat militer, Bapak Budi Santoso, "Klaim tersebut masih perlu diverifikasi lebih lanjut. Meskipun ada bukti foto yang beredar, kita harus menunggu konfirmasi resmi dari pihak-pihak terkait, terutama pemerintah India dan Prancis. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum terkonfirmasi."

Senjata apa yang mungkin digunakan untuk menembak jatuh Rafale, menurut Ibu Siti?

Ibu Siti Aminah, seorang analis pertahanan, menjelaskan, "Ada dua kemungkinan utama: rudal permukaan-ke-udara (SAM) HQ-9 buatan China atau rudal udara-ke-udara PL-15E. Bukti foto puing-puing di lapangan mengindikasikan kemungkinan penggunaan PL-15E, tetapi investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hal ini."

Apa saja modifikasi khusus pada Rafale India, menurut Mas Joko?

Menurut Mas Joko, seorang penggemar pesawat tempur, "Rafale India menerima sekitar 14 modifikasi khusus, termasuk versi perbaikan dari sistem Thales Front Sector Optronics (FSO), DASH Helmet Mounted Display, altimeter radar yang dimodifikasi, dan perangkat lunak radar RBE2 yang juga dimodifikasi. Ini menunjukkan bahwa India berusaha mengoptimalkan kemampuan Rafale sesuai dengan kebutuhan operasional mereka."

Bagaimana hubungan antara J-10 China dan IAI Lavi Israel, menurut Mbak Ani?

Mbak Ani, seorang sejarawan penerbangan, menjelaskan, "Ada banyak spekulasi mengenai hubungan antara J-10 dan IAI Lavi. Banyak yang percaya bahwa J-10 dikembangkan berdasarkan desain Lavi, tetapi belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini. Namun, kemiripan desain antara kedua pesawat memang mencolok."

Apa dampak jatuhnya Rafale terhadap kekuatan udara India, menurut Pak Slamet?

Pak Slamet, seorang analis strategi pertahanan, mengatakan, "Jika benar Rafale ditembak jatuh, ini tentu akan menjadi kerugian bagi Angkatan Udara India. Meskipun India memiliki sejumlah pesawat tempur lain, Rafale merupakan salah satu aset terpenting mereka. Insiden ini bisa mempengaruhi keseimbangan kekuatan udara di kawasan."

Apa yang sebaiknya dilakukan masyarakat dalam menyikapi berita ini, menurut Nona Rina?

Nona Rina, seorang ahli komunikasi, berpesan, "Masyarakat sebaiknya menyikapi berita ini dengan bijak dan hati-hati. Jangan mudah terpancing emosi atau menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Verifikasi informasi dari sumber yang kredibel dan hindari menyebarkan berita bohong (hoax)."