Inilah Sekjen KAJ Mengutip Kardinal Suharyo, Peluang Jadi Paus Hanya 0,0 Persen, Ungkap Alasan Utamanya sekarang juga
Jumat, 9 Mei 2025 oleh journal
Sekjen KAJ Ungkap Peluang Kardinal Suharyo Jadi Paus: "0,0 Persen!"
Proses pemilihan Paus baru, atau yang dikenal dengan istilah Conclave, selalu menarik perhatian. Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, menjadi salah satu kardinal yang memiliki hak suara dalam pemilihan penting ini. Sebagai seorang elektor, Kardinal Suharyo memenuhi syarat karena usianya di bawah 80 tahun.
Conclave secara resmi dimulai pada hari Rabu, 7 Mei. Dalam proses ini, para kardinal yang hadir bebas menuliskan nama kandidat Paus pilihan mereka pada surat suara. Kandidat yang terpilih harus mendapatkan minimal dua pertiga suara.
Namun, seberapa besar sebenarnya peluang Kardinal Suharyo untuk menduduki tahta suci Vatikan? Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Adi Prasojo, yang mendampingi Kardinal Suharyo ke Vatikan, memberikan jawaban yang cukup tegas saat ditanya oleh awak media.
"Saya kira Bapak Kardinal Suharyo tidak memiliki ambisi apapun, tidak memiliki pikiran apapun ke arah sana (menjadi Paus)," ujar Adi Prasojo saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Rabu (7/5) malam.
Lebih lanjut, Adi Prasojo menyampaikan, "Kalau ditanya wartawan di sini, mereka bertanya kemungkinannya beliau (Kardinal Suharyo) terpilih? 0,0 persen! Beliau bilang begitu."
Pernyataan senada juga disampaikan langsung oleh Kardinal Suharyo. Dalam beberapa kesempatan, beliau menegaskan bahwa peluangnya untuk terpilih sangat kecil, bahkan mendekati nol.
"Sama sekali tidak. (Kemungkinannya) nol koma nol," ungkap Kardinal Suharyo saat ditanya mengenai kemungkinan dirinya terpilih menjadi Paus, seperti yang dikutip dari akun Instagram KAJ.
Sebelum Conclave dimulai, para kardinal mengikuti serangkaian pertemuan pagi dan sore yang disebut pra-Conclave. Selesai rapat, awak media berupaya mewawancarai para kardinal untuk mendapatkan pandangan mengenai peluang terpilih dan profil calon Paus yang ideal.
Saat ini, Kardinal Suharyo tengah mengikuti Conclave. Proses sakral ini berlangsung secara tertutup dan sangat rahasia. Para kardinal disumpah untuk menjaga kerahasiaan selama proses pemilihan dan dilarang menggunakan alat komunikasi apapun untuk mencegah adanya intervensi dari luar. Tempat tinggal mereka pun diisolasi.
Adi Prasojo berharap agar Paus yang terpilih nanti adalah sosok terbaik untuk memimpin Gereja Katolik. Ia juga membagikan isi pembicaraannya dengan Kardinal Suharyo mengenai hasil rapat para kardinal sebelum Conclave.
"Kurang lebih juga sudah diceritakan beliau kepada kami para Kardinal berharap Paus yang baru ini betul-betul membawa gereja semakin relevan dan signifikan di tengah dunia sekarang," jelas Adi Prasojo.
Menurutnya, Gereja Katolik membutuhkan seorang Paus yang memiliki sikap terbuka dan progresif, seperti yang telah ditunjukkan oleh Paus Fransiskus. "Jadi kita bisa menebak lah kira-kira Pausnya seperti apa, bukan dari kelompok konservatif atau tradisionalis," tambahnya.
Conclave kali ini diikuti oleh 133 kardinal elektor, yang sebagian besar berasal dari negara-negara berkembang atau "Global South." Beberapa nama yang disebut-sebut berpotensi menjadi Paus antara lain Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia. Kedua tokoh ini dikenal sebagai sosok yang progresif.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa nama lain yang belum banyak dikenal publik justru akan terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Proses pemilihan Paus (Conclave) adalah peristiwa penting dan penuh tradisi dalam Gereja Katolik. Agar Anda lebih memahami proses ini, berikut beberapa tips yang bisa membantu:
1. Pelajari tentang Kardinal Elektor - Kenali siapa saja kardinal yang berhak memilih (elektor). Mereka adalah kardinal di bawah usia 80 tahun pada saat tahta kepausan kosong.
Misalnya, cari tahu latar belakang, pengalaman, dan pandangan para kardinal elektor yang berpotensi berpengaruh dalam pemilihan.
2. Pahami Aturan Dua Pertiga Suara - Ingat, Paus terpilih harus mendapatkan minimal dua pertiga suara dari seluruh kardinal elektor. Ini memastikan adanya konsensus yang kuat.
Jika tidak ada yang mencapai dua pertiga suara setelah beberapa putaran, proses pemungutan suara akan terus berlanjut sampai ada kandidat yang memenuhi syarat.
3. Ketahui Makna Pra-Conclave - Pra-Conclave adalah serangkaian pertemuan informal sebelum Conclave dimulai. Di sini, para kardinal saling bertukar pikiran dan membahas kebutuhan Gereja.
Diskusi dalam pra-Conclave membantu para kardinal untuk lebih mengenal satu sama lain dan mengidentifikasi kualitas yang mereka cari pada Paus baru.
4. Perhatikan Isu-isu Global yang Relevan - Isu-isu seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan dialog antaragama seringkali menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan Paus.
Paus yang terpilih diharapkan mampu memberikan arahan dan solusi terhadap tantangan-tantangan global ini.
5. Ikuti Berita dari Sumber Terpercaya - Dapatkan informasi tentang Conclave dari sumber berita yang kredibel dan terpercaya.
Hindari menyebarkan berita yang belum diverifikasi kebenarannya, terutama yang berasal dari media sosial.
6. Berdoa untuk Kelancaran Proses - Sebagai umat beriman, kita dapat berdoa agar proses Conclave berjalan lancar dan menghasilkan Paus yang terbaik untuk Gereja Katolik.
Doa kita adalah bentuk dukungan spiritual bagi para kardinal elektor yang sedang menjalankan tugas penting mereka.
Apakah Kardinal Suharyo memiliki peluang nyata untuk menjadi Paus, menurut Bapak Bambang?
Menurut pengamatan saya, sebagai pengamat Vatikan, peluang Kardinal Suharyo untuk terpilih menjadi Paus sangat kecil. Meskipun beliau adalah sosok yang dihormati, dinamika Conclave sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor di luar kemampuan individu. - Dr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Pengamat Vatikan
Apa saja kriteria utama yang dicari dalam diri seorang Paus baru, menurut Ibu Siti?
Dari sudut pandang saya sebagai seorang teolog, Gereja Katolik membutuhkan seorang Paus yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, pemahaman mendalam tentang isu-isu global, dan komitmen untuk melayani umat manusia. Seorang Paus yang mampu menjembatani perbedaan dan membawa Gereja ke arah yang lebih relevan di era modern. - Romo Dr. Agustinus Suranto Himawan, SJ, Teolog
Bagaimana kerahasiaan Conclave dijaga, menurut Mas Joko?
Kerahasiaan Conclave dijaga sangat ketat. Para kardinal disumpah untuk tidak membocorkan informasi apapun mengenai proses pemilihan. Mereka juga diisolasi dari dunia luar dan dilarang menggunakan alat komunikasi. Ini dilakukan untuk mencegah adanya tekanan atau intervensi dari pihak manapun. - Heri Kartono, Jurnalis Senior
Mengapa banyak kardinal dari negara berkembang (Global South) yang terlibat dalam Conclave kali ini, menurut Mbak Ani?
Keterlibatan banyak kardinal dari negara berkembang mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan Gereja Katolik di wilayah tersebut. Ini juga menunjukkan adanya pengakuan terhadap suara dan perspektif dari negara-negara yang seringkali terpinggirkan. - Prof. Dr. Valerius Darmin, SJ, Sosiolog Agama
Apa harapan Pak Budi terhadap Paus yang akan terpilih nanti?
Sebagai umat Katolik, saya berharap Paus yang terpilih nanti adalah seorang pemimpin yang rendah hati, penuh kasih, dan berani mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang mendesak. Seorang Paus yang mampu menjadi suara bagi kaum miskin dan tertindas. - Alissa Wahid, Aktivis Sosial dan Budayawan