Ketahui Bocoran dari KWI, Proses Paus Leo XIV Mungkin Terpilih? Ini Dia Alasan Lengkapnya untuk jadi pemimpin umat katolik

Senin, 12 Mei 2025 oleh journal

Ketahui Bocoran dari KWI, Proses Paus Leo XIV Mungkin Terpilih? Ini Dia Alasan Lengkapnya untuk jadi pemimpin umat katolik

Terungkap! Proses Pemilihan Paus Leo XIV: Bocoran dari Konferensi Waligereja Indonesia

Kabar gembira bagi umat Katolik di seluruh dunia! Paus baru telah terpilih, menggantikan Paus Fransiskus yang berpulang pada 21 April lalu. Namun, tahukah Anda bagaimana proses pemilihan Paus yang begitu sakral ini berlangsung? Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsinyur (Mgr) Antonius Subianto Bunjamin, memberikan sedikit bocoran mengenai proses di balik terpilihnya Paus Leo XIV.

Monsinyur Antonius mendapatkan informasi eksklusif ini melalui percakapan telepon dengan Kardinal Ignatius Suharyo, yang menjadi perwakilan Indonesia dalam konklaf, yaitu proses pemilihan Paus baru. Ternyata, nama Kardinal Robert Prevost (yang kemudian memilih nama Leo XIV) sudah mencuat sejak awal.

"Rupanya, sejak awal pemilihan, suara sudah tertuju pada siapa yang kira-kira akan terpilih. Maka, tidak begitu lama terpilihlah Kardinal Robert Prevost sebagai Paus," ungkapnya dalam konferensi pers yang diadakan di kantor KWI, Sabtu (10/5).

Ada cerita menarik lainnya, lho! Awalnya, banyak yang mengira Kardinal Prevost akan memilih nama Fransiskus II, sebagai bentuk penghormatan dan melanjutkan semangat Paus Fransiskus. Namun, beliau justru memilih nama Leo, yang terakhir kali digunakan lebih dari 122 tahun lalu oleh Paus Leo XIII (1878-1903).

"Dalam pembicaraan selama masa duka, para kardinal bertemu setiap hari untuk membahas figur Paus yang akan datang. Harapan-harapan itu sepertinya mengarah pada figur Fransiskus ke-2 yang akan meneruskan [kepemimpinan]," jelas Monsinyur Antonius.

Terlepas dari nama yang dipilih, seluruh 133 Kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf menyambut dengan sukacita terpilihnya Kardinal Prevost sebagai Paus Leo XIV. Tidak ada satu pun yang keberatan.

"Para kardinal yang hadir di sana menerima dengan sukacita Paus Leo ke XIV ini," tambahnya.

Monsinyur Antonius juga menyoroti bahwa proses pemilihan Kardinal Prevost terbilang sangat cepat dalam sejarah. Hanya dalam waktu sekitar 25 jam sejak konklaf dimulai, Paus baru sudah terpilih dan diumumkan.

"Konklaf kali ini berjalan dengan relatif baik, cepat juga dalam waktu 25 jam sejak konklaf dibuka terpilihlah Kardinal Robert Francis Prevost OSA sebagai Paus yang memilih nama Leo ke XIV," pungkasnya.

Proses pemilihan Paus memang terasa jauh dan misterius. Namun, sebagai umat Katolik, kita bisa lebih memahami dan menghayati peristiwa penting ini dengan beberapa langkah sederhana:

1. Mencari Tahu Lebih Dalam Tentang Konklaf - Konklaf adalah pertemuan para kardinal untuk memilih Paus. Cari tahu tentang sejarah, aturan, dan tradisi yang menyertainya. Misalnya, pelajari tentang penggunaan asap putih dan hitam sebagai tanda hasil pemungutan suara.

Dengan memahami prosesnya, kita akan lebih menghargai kesakralan dan kesungguhan dalam pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

2. Mengenal Para Kardinal - Para kardinal adalah tokoh-tokoh penting dalam Gereja Katolik yang memiliki hak untuk memilih Paus. Cobalah untuk mencari tahu profil singkat para kardinal dari berbagai negara.

Mengetahui latar belakang mereka akan membantu kita memahami dinamika yang mungkin terjadi dalam konklaf.

3. Berdoa untuk Bimbingan Roh Kudus - Pemilihan Paus adalah momen penting yang membutuhkan bimbingan Roh Kudus. Luangkan waktu untuk berdoa agar para kardinal diberikan kebijaksanaan dan kepekaan dalam memilih pemimpin yang terbaik bagi Gereja Katolik.

Doa kita, meskipun sederhana, memiliki kekuatan yang besar untuk memengaruhi proses ini.

4. Mengikuti Berita dengan Cermat - Setelah Paus terpilih, ikuti berita dan informasi resmi dari Vatikan. Perhatikan pidato pertama Paus yang baru terpilih, serta program dan visi yang akan dijalankannya.

Dengan mengikuti perkembangan ini, kita dapat lebih terlibat dalam kehidupan Gereja dan mendukung kepemimpinan Paus yang baru.

5. Mempelajari Sejarah Para Paus Sebelumnya - Mempelajari kehidupan dan karya para Paus sebelumnya, termasuk Paus Leo XIII, dapat memberikan kita pemahaman yang lebih baik tentang tradisi dan tantangan yang dihadapi oleh seorang Paus.

Misalnya, kita bisa membaca ensiklik-ensiklik penting yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII, seperti Rerum Novarum, yang membahas tentang keadilan sosial.

Apakah benar pemilihan Paus Leo XIV berlangsung sangat cepat, menurut Bapak Bambang?

Menurut Romo Benny Susetyo, seorang tokoh Katolik Indonesia, "Memang benar, pemilihan Paus Leo XIV tergolong cepat. Ini bisa jadi indikasi adanya konsensus yang kuat di antara para kardinal tentang figur yang paling tepat untuk memimpin Gereja saat ini."

Mengapa Kardinal Prevost memilih nama Leo, dan bukan Fransiskus II, seperti yang diperkirakan banyak orang, menurut Ibu Susi?

Menurut Dr. Franz Magnis-Suseno, seorang filsuf dan teolog, "Pemilihan nama adalah hak prerogatif Paus yang baru terpilih. Memilih nama Leo bisa jadi merupakan indikasi keinginan Paus untuk meneladani kepemimpinan Paus Leo XIII, yang dikenal karena perhatiannya terhadap isu-isu sosial dan keadilan."

Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi Paus Leo XIV di masa depan, menurut Mas Joko?

Menurut Alissa Wahid, seorang aktivis sosial dan tokoh Nahdlatul Ulama, "Paus Leo XIV akan menghadapi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan konflik antaragama. Beliau diharapkan dapat menjadi jembatan perdamaian dan membawa pesan-pesan keadilan sosial ke seluruh dunia."

Bagaimana peran umat Katolik Indonesia dalam mendukung kepemimpinan Paus Leo XIV, menurut Mbak Rini?

Menurut Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, "Umat Katolik Indonesia dapat mendukung Paus Leo XIV dengan berdoa untuk beliau, mempelajari ajaran-ajarannya, dan menerapkan nilai-nilai Injil dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga dapat berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial di tengah masyarakat."