Ketahui Mengapa Zuckerberg Sebut Era Media Sosial Berakhir Sinyal Perubahan Besar
Senin, 12 Mei 2025 oleh journal
Zuckerberg Sebut Era Media Sosial 'Lawas' Telah Berakhir: Apa Artinya?
Dulu, kita mengenal Facebook sebagai tempat berkumpulnya teman dan keluarga secara online. Namun, tahukah kamu? Mark Zuckerberg, sang CEO Meta, justru berpendapat bahwa era media sosial yang kita kenal dulu sudah berlalu. Mengapa demikian?
Dalam satu dekade terakhir, platform media sosial seperti Facebook telah bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih mirip media mainstream. Bayangkan saja, linimasa kita dipenuhi oleh video promosi dari selebriti, berita-berita terkini, berbagai video menarik, hingga gelombang konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Interaksi dengan orang-orang terdekat seolah semakin jarang kita temui. Singkatnya, media sosial terasa semakin kurang 'sosial'.
Zuckerberg sendiri mengakui bahwa masa-masa kejayaan Facebook sebagai platform untuk menyatukan kembali teman-teman lama tampaknya sudah berakhir. Dalam kesaksiannya di sidang Federal Trade Commission (FTC), ia mengungkapkan bahwa jumlah pengguna yang berbagi konten dengan teman-teman mereka, khususnya di Facebook, mengalami penurunan.
"Bahkan jumlah teman baru yang ditambahkan orang-orang, menurut saya, juga telah menurun," ujar Zuckerberg. Meski tidak memberikan angka pasti, pernyataan ini mengindikasikan adanya pergeseran perilaku pengguna yang signifikan.
Pernyataan senada juga pernah diungkapkan oleh mantan kepala operasi Meta, Sheryl Sandberg. Ia mengatakan bahwa berbagi konten dengan teman dan keluarga mengalami penurunan drastis dari waktu ke waktu. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, terutama jika strategi perusahaan masih berfokus pada interaksi dengan lingkaran terdekat pengguna.
Ledakan popularitas TikTok menjadi salah satu faktor utama yang mengubah lanskap media sosial saat ini. "Bagi banyak pengguna, aplikasi sekarang berfungsi terutama sebagai mesin penemuan," kata Zuckerberg. Interaksi sosial semakin banyak terjadi dengan para kreator konten, bukan lagi melalui interaksi dengan konten dari teman atau anggota keluarga.
Itulah sebabnya, menurut Zuckerberg, Meta gencar menambahkan fitur Reels dan baru-baru ini, fungsionalitas seperti TikTok Shop. Agar tetap relevan, Meta harus membuat platformnya lebih menyerupai TikTok dan berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan algoritma.
"TikTok masih lebih besar daripada Facebook atau Instagram, dan saya tidak suka jika pesaing kami lebih baik dari kami," tegas Zuckerberg.
Karena Meta tidak berminat untuk mengakuisisi TikTok, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah membuat aplikasinya semirip mungkin dengan TikTok. Tujuannya jelas, untuk mencegah eksodus massal pengguna setelah Facebook mengalami penurunan jumlah pengguna untuk pertama kalinya pada tahun 2022.
Hei kamu! Merasa perubahan di media sosial bikin bingung? Tenang, kamu nggak sendirian kok. Biar pengalamanmu tetap seru dan positif, yuk simak tips berikut:
1. Kurasi Linimasamu - Unfollow atau mute akun-akun yang bikin kamu merasa insecure atau nggak nyaman. Fokus pada akun-akun yang menginspirasi dan memberikan energi positif.
Contohnya, kalau kamu merasa tertekan melihat postingan liburan teman-temanmu, nggak ada salahnya kok untuk sementara waktu unfollow mereka. Prioritaskan kesehatan mentalmu ya!
2. Batasi Waktu Penggunaan - Atur batasan waktu harian untuk penggunaan media sosial. Banyak aplikasi yang punya fitur ini, lho. Jangan sampai media sosial mengendalikan hidupmu ya!
Coba deh mulai dengan mengurangi 30 menit dari waktu penggunaanmu biasanya. Gunakan waktu itu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti membaca buku atau berolahraga.
3. Fokus pada Interaksi yang Bermakna - Jangan cuma scroll tanpa tujuan. Berikan komentar atau like pada postingan teman-temanmu yang benar-benar kamu sukai. Bangun koneksi yang nyata, bukan hanya sekadar angka followers.
Misalnya, daripada cuma like postingan temanmu, coba deh berikan komentar yang lebih personal. Tanyakan kabarnya atau berikan pujian yang tulus.
4. Manfaatkan Fitur Privasi - Atur pengaturan privasimu agar kamu merasa lebih aman dan nyaman saat menggunakan media sosial. Kamu bisa memilih siapa saja yang bisa melihat postinganmu atau menghubungimu.
Pastikan kamu sudah meninjau ulang pengaturan privasimu secara berkala. Jangan sampai informasi pribadimu tersebar luas tanpa sepengetahuanmu.
5. Cari Komunitas yang Positif - Bergabunglah dengan grup atau komunitas online yang memiliki minat yang sama denganmu. Di sana, kamu bisa berbagi pengalaman, belajar hal baru, dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang sepemikiran.
Misalnya, kalau kamu suka fotografi, coba deh cari grup fotografi online. Di sana, kamu bisa berbagi hasil karyamu, mendapatkan kritik membangun, dan belajar dari fotografer lain.
Apakah benar media sosial seperti Facebook sudah ketinggalan zaman, menurut pendapat Budi?
Menurut pengamat media sosial, Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, "Facebook masih memiliki pengguna setia yang signifikan, terutama di kalangan usia tertentu. Namun, mereka perlu beradaptasi dengan tren yang lebih visual dan interaktif seperti TikTok agar tetap relevan."
Kenapa Meta berusaha meniru TikTok, menurut pandangan Siti?
Kata Rhenald Kasali, pakar manajemen perubahan, "Meta melihat TikTok sebagai ancaman serius. Meniru fitur TikTok adalah strategi untuk menarik kembali perhatian pengguna dan mencegah mereka beralih ke platform lain."
Apa dampak perubahan ini bagi para pengguna Facebook, menurut pendapat Joko?
Menurut Enda Nasution, seorang blogger senior, "Pengguna Facebook mungkin akan melihat lebih banyak konten video pendek dan rekomendasi algoritma. Penting bagi mereka untuk tetap selektif dalam memilih konten yang dikonsumsi agar tidak terjebak dalam echo chamber."
Bagaimana cara Meta bisa bersaing dengan TikTok, menurut pendapat Ayu?
Kata Antonny Liem, CEO OnOff Business Solutions, "Meta perlu berinvestasi lebih banyak dalam teknologi AI untuk meningkatkan kualitas rekomendasi konten. Selain itu, mereka juga perlu memberikan insentif yang menarik bagi para kreator konten agar mau membuat konten eksklusif di platform mereka."
Apakah perubahan algoritma Facebook akan memengaruhi bisnis kecil, menurut pendapat Herman?
Menurut Yoris Sebastian, seorang pakar branding, "Bisnis kecil perlu beradaptasi dengan membuat konten yang lebih menarik secara visual dan relevan dengan audiens mereka. Mereka juga perlu memanfaatkan fitur iklan yang ditawarkan oleh Facebook untuk menjangkau target pasar yang lebih luas."
Apa yang harus dilakukan pengguna agar tidak terpengaruh oleh konten negatif di media sosial, menurut pendapat Ratna?
Menurut Najwa Shihab, seorang jurnalis senior, "Pengguna harus lebih kritis dalam memilih informasi yang mereka konsumsi. Verifikasi fakta sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi, dan jangan ragu untuk unfollow akun-akun yang menyebarkan kebencian atau berita bohong."