Temukan Urgensi Evaluasi Cuti Bersama Pemerintah Agar Lebih Efektif Bagi Semua

Kamis, 15 Mei 2025 oleh journal

Temukan Urgensi Evaluasi Cuti Bersama Pemerintah Agar Lebih Efektif Bagi Semua

Evaluasi Cuti Bersama: Pemerintah Perlu Meninjau Ulang Aturan?

Kebijakan cuti bersama di Indonesia kembali menjadi sorotan. Beberapa pelaku usaha mengeluhkan dampaknya terhadap produktivitas, terutama karena kewajiban membayar upah penuh di tengah berkurangnya hari kerja efektif. Apakah ini saatnya pemerintah mengevaluasi aturan yang ada?

Tauhid Ahmad, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), berpendapat bahwa cuti bersama pada dasarnya adalah hak pekerja. Ia menekankan bahwa keputusan untuk mengambil cuti seharusnya berada di tangan karyawan, bukan perusahaan. Oleh karena itu, evaluasi kebijakan cuti bersama oleh pemerintah menjadi krusial.

"Seharusnya, jika hak cuti itu diberikan, biarkan pegawai yang memutuskan apakah mereka ingin mengambilnya atau tidak. Usulan untuk menyamaratakan cuti bersama menurut saya kurang tepat. Hak pegawai bisa berkurang, dan roda ekonomi juga tidak berputar maksimal," ujar Tauhid kepada detikcom, Senin (12/5/2025).

Tauhid menambahkan bahwa cuti bersama idealnya tidak perlu diterapkan di semua momen. Ia menyarankan agar kebijakan ini difokuskan pada hari raya Idulfitri, Natal, dan tahun baru. Di luar momen-momen tersebut, keputusan cuti sebaiknya dikembalikan kepada hak individu pekerja.

"Dengan begitu, ekonomi tetap stabil dan potensi kerugian bagi perusahaan bisa diminimalkan. Kita sudah memiliki 16 hari libur nasional. Jika ditambah 7 hari cuti bersama, totalnya menjadi 23 hari, hampir sebulan penuh hari kerja efektif hilang. Tentu saja, ini berdampak signifikan bagi para produsen. Mungkin di negara lain, jumlah hari libur tidak sebanyak di Indonesia," jelasnya.

Tauhid menegaskan pentingnya pemerintah meninjau kembali regulasi yang berlaku, khususnya terkait kebijakan cuti bersama, serta hak dan kewajiban perusahaan terhadap karyawan. Ia menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

"Jangan sampai hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan menjadi hilang. Misalnya, jika ada cuti bersama dan perusahaan membutuhkan pekerja untuk masuk, harus ada hak yang diberikan, seperti insentif lembur. Jangan sampai hak ini dihilangkan," pungkas Tauhid.

Bingung bagaimana cara mengatur cuti agar tetap produktif dan tidak merugikan perusahaan? Jangan khawatir! Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Rencanakan Cuti Jauh-Jauh Hari - Dengan merencanakan cuti dari jauh hari, kamu bisa menyelesaikan pekerjaan penting sebelum cuti dan memberikan waktu yang cukup bagi rekan kerja untuk mempersiapkan diri. Misalnya, jika kamu ingin cuti saat libur sekolah, ajukan cuti minimal sebulan sebelumnya.

Ini juga membantu perusahaan untuk mengatur jadwal kerja dan memastikan operasional tetap berjalan lancar.

2. Delegasikan Tugas dengan Jelas - Sebelum cuti, pastikan semua tugas yang sedang kamu kerjakan didelegasikan kepada rekan kerja yang kompeten. Berikan instruksi yang jelas dan detail agar mereka bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik. Misalnya, buatlah checklist tugas yang harus diselesaikan dan berikan akses ke semua dokumen yang diperlukan.

Komunikasi yang efektif adalah kunci delegasi yang sukses.

3. Manfaatkan Waktu Cuti dengan Optimal - Gunakan waktu cuti untuk beristirahat dan mengisi ulang energi. Lakukan aktivitas yang kamu sukai, seperti berlibur, berkumpul dengan keluarga, atau menekuni hobi. Hindari memeriksa email kantor atau bekerja selama cuti, kecuali benar-benar mendesak. Misalnya, matikan notifikasi email kantor agar kamu tidak tergoda untuk membukanya.

Istirahat yang cukup akan membuatmu lebih segar dan produktif saat kembali bekerja.

4. Buat Daftar Prioritas Setelah Kembali Bekerja - Setelah cuti, buatlah daftar prioritas tugas yang harus segera diselesaikan. Fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu. Hindari menunda-nunda pekerjaan agar tidak menumpuk. Misalnya, gunakan metode Eisenhower Matrix (Urgent/Important) untuk memprioritaskan tugas.

Ini akan membantumu untuk kembali fokus dan produktif setelah liburan.

5. Komunikasikan Batasan dengan Atasan dan Rekan Kerja - Sebelum dan sesudah cuti, komunikasikan dengan jelas batasanmu. Jelaskan bahwa kamu akan fokus beristirahat selama cuti dan tidak akan terlalu sering memeriksa email. Setelah kembali bekerja, beritahu rekan kerja tentang prioritas tugasmu agar mereka bisa menyesuaikan diri. Misalnya, atur out of office responder dengan pesan yang jelas.

Transparansi akan membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan semua orang memahami ekspektasi yang realistis.

Menurut Bapak Heri, apakah cuti bersama benar-benar merugikan perusahaan?

Menurut Sofjan Wanandi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), cuti bersama memang bisa mempengaruhi produktivitas, terutama bagi industri manufaktur. Namun, dengan perencanaan yang baik dan pemberian insentif yang sesuai, dampak negatifnya bisa diminimalkan. Perusahaan juga bisa memanfaatkan momen cuti bersama untuk melakukan perawatan mesin atau pelatihan karyawan.

Ibu Ani bertanya, bagaimana cara mengatasi penurunan produktivitas saat cuti bersama?

Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, perusahaan perlu melakukan evaluasi internal untuk mengidentifikasi area-area yang paling terpengaruh oleh cuti bersama. Kemudian, perusahaan bisa menerapkan strategi mitigasi, seperti pengaturan jadwal kerja yang fleksibel, pemberian insentif lembur, atau penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Pak Budi ingin tahu, apakah karyawan berhak menolak cuti bersama?

Menurut pengamat hukum ketenagakerjaan, Dr. Surya Tjandra, karyawan pada dasarnya memiliki hak untuk menolak cuti bersama, terutama jika hal tersebut bertentangan dengan kepentingan pribadi atau keluarga. Namun, karyawan juga perlu mempertimbangkan kepentingan perusahaan dan berkomunikasi dengan baik kepada atasan. Kesepakatan bersama antara karyawan dan perusahaan adalah solusi terbaik.

Mbak Citra bertanya, apakah ada perbedaan aturan cuti bersama antara sektor swasta dan pemerintahan?

Menurut Kepala Biro Humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Mohammad Averrouce, aturan cuti bersama pada dasarnya sama antara sektor swasta dan pemerintahan. Namun, implementasinya bisa berbeda tergantung pada kebijakan masing-masing instansi atau perusahaan. KemenPAN-RB biasanya mengeluarkan surat edaran yang mengatur cuti bersama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Mas Dika penasaran, bagaimana cara mengoptimalkan produktivitas kerja setelah libur panjang?

Menurut psikolog klinis, Tara de Thouars, penting untuk memberikan diri sendiri waktu untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas kerja setelah libur panjang. Mulailah dengan tugas-tugas yang ringan dan menyenangkan, hindari langsung membebani diri dengan pekerjaan berat. Selain itu, jaga pola tidur yang teratur, konsumsi makanan yang sehat, dan luangkan waktu untuk berolahraga agar tubuh dan pikiran tetap segar.