Inilah Insinerator Sleman Siap Beroperasi Penuh 24 Jam, Mampu Membakar Sampah Hingga 1.000 Ton per Hari untuk Atasi Masalah Limbah di Yogyakarta!

Rabu, 14 Mei 2025 oleh journal

Inilah Insinerator Sleman Siap Beroperasi Penuh 24 Jam, Mampu Membakar Sampah Hingga 1.000 Ton per Hari untuk Atasi Masalah Limbah di Yogyakarta!

Insinerator Sleman Siap Beroperasi 24 Jam, Mampu Bakar 1.000 Ton Sampah Sehari!

Kabar baik untuk warga Sleman dan sekitarnya! Kabupaten Sleman berencana memiliki fasilitas pengolahan sampah canggih, yaitu insinerator, yang ditargetkan mulai beroperasi pada September 2025.

Menurut keterangan yang disampaikan oleh pejabat terkait, insinerator ini akan didanai sepenuhnya oleh investor lokal dengan nilai investasi mencapai Rp 225 miliar. "Investornya dari Indonesia saja, bukan asing," ujarnya saat ditemui di Kantor Bupati Sleman, Rabu (14/5).

Keunggulan utama insinerator ini adalah kemampuannya beroperasi selama 24 jam penuh. Dalam satu jam, insinerator ini diperkirakan mampu membakar hingga 50 ton sampah. Artinya, dalam sehari, fasilitas ini berpotensi mengolah hingga 1.000 ton sampah. "Jadi, tidak hanya untuk Sleman saja, tapi juga bisa membantu mengatasi masalah sampah di seluruh DIY," imbuhnya.

Nantinya, Pemerintah Kabupaten Sleman hanya akan membayar biaya pengolahan sampah yang dibakar. Harga yang disepakati sementara adalah Rp 400 ribu per ton sampah.

"Saat ini, kami masih dalam tahap sosialisasi. Insinerator ini akan dibangun di atas tanah kas desa seluas enam hektare," jelasnya.

Menanggapi kekhawatiran tentang dampak lingkungan yang mungkin timbul, pihak terkait meyakinkan bahwa hal tersebut telah menjadi pertimbangan utama. Contohnya, masalah bau sampah akan diatasi dengan pengelolaan yang cepat, di hari yang sama saat sampah tiba. "Selain itu, alat-alat untuk mengurangi bau juga sudah disiapkan. Jika diperlukan, bau bisa diurai dengan bahan-bahan kimia," terangnya.

Begitu pula dengan masalah asap. Pihaknya menjamin bahwa asap yang dihasilkan akan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.

Saat ini, proses penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) masih menunggu izin dari gubernur terkait penggunaan tanah kas desa. "Kalurahan juga akan mendapatkan keuntungan finansial dari sewa tanah untuk insinerator ini," tambahnya. (del)

Sampah seringkali menjadi masalah yang bikin pusing. Tapi, tenang saja! Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan di rumah untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan lebih baik. Yuk, simak tipsnya!

1. Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik - Ini adalah langkah dasar yang penting banget! Sampah organik (sisa makanan, daun kering) bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik (plastik, botol, kertas) bisa didaur ulang. Contohnya, siapkan dua tempat sampah berbeda di dapur: satu untuk sisa sayuran dan kulit buah, dan satu lagi untuk kemasan makanan.

Dengan memisahkan sampah, kita bisa memudahkan proses pengolahan selanjutnya dan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.

2. Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai - Plastik sekali pakai adalah salah satu penyumbang sampah terbesar. Cobalah untuk membawa tas belanja sendiri, botol minum, dan wadah makanan saat bepergian. Contohnya, daripada membeli air minum dalam kemasan botol plastik, bawa botol minum dari rumah dan isi ulang di tempat yang menyediakan air minum isi ulang.

Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan.

3. Manfaatkan Sampah Organik untuk Kompos - Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering bisa diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Kamu bisa membuat kompos di halaman rumah atau menggunakan komposter khusus. Contohnya, masukkan sisa kulit buah, sayuran, dan daun kering ke dalam komposter, lalu aduk secara berkala. Dalam beberapa minggu, kamu akan mendapatkan kompos yang siap digunakan untuk tanaman.

Kompos adalah pupuk alami yang ramah lingkungan dan bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

4. Daur Ulang Sampah Anorganik - Sampah anorganik seperti botol plastik, kertas, dan kaleng bisa didaur ulang menjadi barang-barang baru. Kamu bisa menjualnya ke pengepul sampah atau menyetorkannya ke bank sampah. Contohnya, kumpulkan botol plastik bekas dan kertas koran, lalu jual ke pengepul sampah terdekat. Uangnya bisa kamu gunakan untuk keperluan lain atau ditabung.

Daur ulang membantu mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi polusi.

Apa manfaat utama dari insinerator ini, menurut pendapat Ibu Siti?

Menurut Ibu Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, "Insinerator ini akan sangat membantu mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks, terutama di wilayah perkotaan. Dengan kapasitasnya yang besar, insinerator ini dapat mengurangi volume sampah yang harus ditimbun di TPA, sehingga memperpanjang umur TPA dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan."

Bagaimana insinerator ini akan memengaruhi biaya pengelolaan sampah bagi warga Sleman, menurut Bapak Budi?

Menurut Bapak Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog, "Dengan adanya insinerator ini, biaya pengelolaan sampah diharapkan bisa lebih efisien. Meskipun ada biaya yang harus dibayarkan per ton sampah yang dibakar, biaya ini kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi dan penimbunan sampah di TPA yang lokasinya semakin jauh."

Apa saja upaya yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari insinerator ini, menurut Ibu Ani?

Menurut Ibu Ani Sumarno, seorang ahli lingkungan dari Universitas Gadjah Mada, "Penting untuk memastikan bahwa insinerator dilengkapi dengan teknologi yang canggih untuk mengendalikan emisi gas buang dan limbah padat. Selain itu, perlu dilakukan monitoring secara berkala terhadap kualitas udara dan air di sekitar lokasi insinerator untuk memastikan tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan."

Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan operasional insinerator ini, menurut Bapak Joko?

Menurut Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, "Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam setiap proyek pembangunan. Pemerintah daerah harus melibatkan masyarakat dalam proses sosialisasi, perencanaan, dan pengawasan operasional insinerator ini. Dengan demikian, masyarakat akan merasa memiliki dan mendukung keberadaan insinerator ini."

Apa harapan Bapak Herman terkait dengan keberadaan insinerator ini bagi Kabupaten Sleman?

Menurut Bapak Herman Suryanto, Bupati Sleman, "Saya berharap dengan adanya insinerator ini, Kabupaten Sleman dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Selain itu, saya juga berharap insinerator ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, terutama melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan desa."