Inilah Kisah Inspiratif Lansia Penjual Muffin Premium, Tetap Semangat Meski Untung Tak Seberapa demi senyuman pelanggan

Minggu, 11 Mei 2025 oleh journal

Inilah Kisah Inspiratif Lansia Penjual Muffin Premium, Tetap Semangat Meski Untung Tak Seberapa demi senyuman pelanggan

Kisah Inspiratif: Lansia Tetap Semangat Jualan Muffin Premium Meski Untung Tak Seberapa

Di tengah gempuran biaya operasional yang terus meningkat, semangat sepasang lansia ini patut diacungi jempol. Christopher Lau dan Christina Tan, pemilik Bakes n Bites di Old Airport Road Food Centre, Singapura, tetap setia menjual muffin premium dengan harga terjangkau, meski keuntungan yang didapat tak seberapa.

Banyak pelaku usaha kuliner yang terpaksa menaikkan harga atau mengurangi porsi demi menjaga kelangsungan bisnis. Namun, Christopher dan Christina memilih jalan lain. Mereka lebih mengutamakan kepuasan pelanggan, bahkan jika itu berarti mengorbankan keuntungan pribadi.

Bakes n Bites, yang dilaporkan oleh cnalifestyle.channelnews.com (09/05), bukanlah toko kue biasa. Terletak di dua kios kecil, bakery ini menawarkan muffin berkualitas tinggi dengan harga yang bersahabat. Alih-alih dipajang di etalase kaca mewah, muffin-muffin lezat ini disimpan di kulkas biasa.

Yang lebih menginspirasi, bakery ini dijalankan sepenuhnya oleh Christopher dan Christina. Meski usia tak lagi muda dan Christopher baru saja pulih dari operasi pankreas, mereka tetap bersemangat melayani pelanggan. Kisah mereka ini membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkarya.

Sebelum terjun ke dunia kuliner, Christopher adalah seorang insinyur manufaktur di perusahaan Seagate selama belasan tahun. Christina pun memiliki pengalaman di bidang administrasi perusahaan konstruksi. Namun, di usia 55 tahun, Christopher kesulitan mencari pekerjaan baru. Dari situlah ide untuk membuka bisnis bakery muncul.

Perubahan karir ini tentu membawa dampak signifikan, terutama dalam hal keuangan. Jika dulu Christopher bisa mengantongi gaji sekitar S$5.000 hingga S$6.000 (Rp 63.725.450 - Rp 76.470.540), kini mereka tak mendapat gaji tetap dari Bakes n Bites. Biaya operasional, terutama sewa kios dan komisi platform online, terus meningkat. Harga bahan baku premium yang mereka gunakan juga semakin mahal.

Namun, mereka tetap mempertahankan harga muffin karena adanya patokan harga dari NTUC Foodfare, pengelola Old Airport Road Food Centre. Selain itu, sebagian besar pedagang di pusat kuliner tersebut juga sudah lanjut usia, sehingga mereka enggan menaikkan harga.

Keuntungan yang didapat pun tak selalu stabil. Terkadang bisnis berjalan lancar, terkadang sepi. Mereka hanya bisa mendapatkan "gaji" lebih jika ada pesanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, mereka mencoba membuka pesanan online untuk meningkatkan penjualan.

"Jika kami mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, maka kami akan memiliki gaji," ujar Christopher.

Meski mengaku lebih menyukai pekerjaannya dulu, Christopher dan Christina tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Mereka hanya menggunakan bahan-bahan segar, termasuk buah-buahan, dan menawarkan pilihan muffin dengan gula vegan.

Bakes n Bites menawarkan berbagai varian rasa cold muffin yang menggugah selera, mulai dari muffin jeruk segar, muffin walnut banana, hingga triple chocolate muffin. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari SGD 3 atau Rp 38.000 per buah.

Perjalanan bisnis mereka tidak selalu mulus. Awalnya, mereka mendapat pasokan kue dari putri seorang teman. Namun, ketika putri teman tersebut mulai mengirimkan stok kue sisa, Christina memutuskan untuk membuat kue sendiri. Setelah beberapa kali gagal, Christina meminta Christopher untuk mengikuti kursus profesional selama 14 hari. Dari situlah Christopher menemukan resep muffin dingin yang tetap lembab dan enak meski disantap dalam keadaan dingin.

Begini tampilan muffin premium yang dijual di bakery ini.
Lansia ini masih menawarkan muffin premium dengan harga terjangkau meskipun tidak dapat untung lebih.

Kisah inspiratif dari Christopher dan Christina bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan dalam mengelola bisnis kuliner, terutama di masa-masa sulit:

1. Fokus pada Kualitas Produk - Jangan pernah mengorbankan kualitas demi mengejar keuntungan semata. Gunakan bahan-bahan terbaik dan berikan sentuhan personal pada setiap produk yang Anda jual. Contohnya, seperti yang dilakukan Christopher dan Christina dengan menggunakan bahan-bahan segar dan menawarkan pilihan muffin vegan.

Dengan menjaga kualitas, pelanggan akan setia dan merekomendasikan produk Anda kepada orang lain.

2. Berikan Pelayanan Terbaik - Pelayanan yang ramah dan responsif akan membuat pelanggan merasa dihargai. Dengarkan masukan dari pelanggan dan berikan solusi jika ada masalah. Contohnya, jika ada pelanggan yang tidak puas dengan rasa muffin, tawarkan penggantian atau pengembalian uang.

Ingat, pelanggan yang puas akan menjadi pelanggan setia dan duta merek Anda.

3. Manfaatkan Teknologi - Di era digital ini, teknologi bisa menjadi alat yang ampuh untuk mengembangkan bisnis kuliner Anda. Gunakan media sosial untuk promosi, buka toko online untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas, dan manfaatkan aplikasi pengiriman makanan untuk meningkatkan penjualan. Contohnya, Christopher dan Christina mencoba membuka pesanan online untuk meningkatkan penjualan mereka.

Jangan takut untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru.

4. Jaga Semangat Pantang Menyerah - Bisnis kuliner tidak selalu berjalan mulus. Akan ada saat-saat sulit di mana Anda merasa ingin menyerah. Namun, ingatlah mengapa Anda memulai bisnis ini dan teruslah berjuang. Contohnya, Christopher dan Christina tetap semangat berjualan meski keuntungan yang didapat tak seberapa.

Dengan semangat pantang menyerah, Anda akan mampu melewati segala rintangan dan mencapai kesuksesan.

Apa rahasia muffin Bakes n Bites tetap enak meski dingin, menurut pendapat Ibu Ratna?

Menurut Chef Farah Quinn, rahasianya terletak pada resep khusus dan penggunaan bahan-bahan berkualitas tinggi. Muffin dingin yang enak membutuhkan keseimbangan antara kelembapan dan tekstur yang tepat. Mungkin Christopher dan Christina memiliki trik khusus yang membuat muffin mereka berbeda dari yang lain.

Bagaimana cara Pak Budi memulai bisnis kuliner di usia yang tidak muda lagi?

Menurut Sandiaga Uno, kunci sukses memulai bisnis di usia berapa pun adalah dengan memiliki ide yang jelas, melakukan riset pasar yang matang, dan memiliki semangat pantang menyerah. Pengalaman dan jaringan yang dimiliki juga bisa menjadi modal berharga. Seperti yang dilakukan Christopher dan Christina, mereka memanfaatkan pengalaman mereka sebelumnya dan belajar hal-hal baru untuk membangun bisnis bakery mereka.

Apa saja tantangan terbesar dalam bisnis kuliner saat ini, menurut pendapat Mbak Sinta?

Menurut William Wongso, tantangan terbesar saat ini adalah persaingan yang semakin ketat dan biaya operasional yang terus meningkat. Selain itu, perubahan selera konsumen dan tren makanan yang cepat berubah juga menjadi tantangan tersendiri. Pelaku bisnis kuliner harus kreatif dan inovatif untuk bisa bertahan dan berkembang.

Bagaimana cara Bu Ani menjaga kualitas bahan baku di tengah harga yang terus naik?

Menurut Bondan Winarno, menjaga kualitas bahan baku adalah kunci utama dalam bisnis kuliner. Salah satu caranya adalah dengan menjalin hubungan baik dengan pemasok dan mencari alternatif bahan baku yang berkualitas namun harganya lebih terjangkau. Selain itu, pelaku bisnis juga bisa mencoba menanam sendiri beberapa bahan baku atau bekerja sama dengan petani lokal.