Ketahui Pembatasan Gratis Ongkir Bisa Kurangi Daya Beli Online Masyarakat? Strategi Belanja Lebih Hemat
Senin, 19 Mei 2025 oleh journal
Pembatasan Gratis Ongkir: Ancaman Baru Bagi Daya Beli Belanja Online?
Kebijakan pembatasan fitur gratis ongkos kirim (ongkir) yang baru-baru ini diterapkan pemerintah menuai kekhawatiran. Sekretaris Jenderal Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priambodo, menyatakan bahwa langkah ini berpotensi mengurangi minat masyarakat untuk berbelanja online. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat belanja online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern.
Rio menekankan pentingnya sosialisasi yang gencar dari pemerintah terkait peraturan baru ini. "YLKI khawatir kebijakan ini akan berdampak negatif pada daya beli masyarakat. Pendekatan yang tepat dan sosialisasi yang luas sangat diperlukan agar konsumen memahami perubahan ini dan tetap bersemangat berbelanja online," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (17/5/2025).
Lebih lanjut, YLKI juga menyoroti perlunya pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap marketplace. Pengawasan ini tidak hanya terbatas pada harga, tetapi juga ketersediaan dan pemerataan layanan ekspedisi. "Pemerintah perlu memastikan bahwa konsumen memiliki beragam pilihan jasa ekspedisi, tidak hanya terbatas pada beberapa opsi saja," kata Rio.
Selain itu, YLKI mengingatkan bahwa pembatasan gratis ongkir belum menyelesaikan persoalan mendasar yang sering dihadapi konsumen, seperti keterlambatan pengiriman, barang hilang atau rusak, serta proses klaim yang rumit. "Masalah-masalah ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah untuk diselesaikan dengan proses yang adil dan transparan," tegas Rio.
YLKI juga mengkritisi aturan terkait penggantian barang hilang yang hanya sebesar 10 kali lipat dari biaya pengiriman. Menurut Rio, aturan ini sangat merugikan konsumen dan perlu segera direvisi. "Pemerintah seharusnya fokus pada perubahan regulasi yang lebih berpihak pada konsumen," imbuhnya.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Niti Emiliana, menambahkan bahwa kebijakan ini perlu dikaji ulang secara mendalam, dengan mempertimbangkan tidak hanya kepentingan pelaku usaha, tetapi juga kepentingan konsumen. "Perlu ada kriteria yang jelas terkait produk dan ekspedisi yang memenuhi syarat. Uji coba, evaluasi, dan pengawasan yang efektif sangat penting untuk memastikan kebijakan ini berjalan dengan baik," kata Niti.
Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membatasi fitur gratis ongkir menjadi hanya 3 hari dalam sebulan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial. Direktur Pos dan Penyiaran Komdigi, Gunawan Hutagalung, menjelaskan bahwa pembatasan ini ditujukan untuk produk yang dijual di bawah harga pokok penjualan (HPP) atau potongan harga yang menyebabkan tarif layanan pos komersial di bawah biaya pokok layanan.
Namun, Gunawan menambahkan bahwa pembatasan 3 hari ini dapat diperpanjang jika e-commerce merasa perlu dilakukan evaluasi. "Iya (dibatasi), tapi subjek itu bisa diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi. Misal utamanya 3 hari diterapkan, tapi mereka meminta perpanjangan, itu bisa, nah nanti kami evaluasi," jelas Gunawan dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Gunawan juga menjelaskan bahwa tarif layanan pos komersial atau biaya pengiriman diatur dalam pasal 41 beleid ini. Perhitungan tarif didasarkan pada biaya produksi atau biaya operasional ditambah margin. Biaya produksi atau biaya operasional meliputi biaya tenaga kerja, transportasi, aplikasi, teknologi, serta biaya yang timbul akibat kerjasama penyediaan sarana dan prasarana dengan pelaku usaha atau perseorangan.
Dengan adanya pembatasan gratis ongkir, kita perlu lebih cerdik dalam berbelanja online. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar tetap hemat dan nyaman:
1. Manfaatkan Promo Gratis Ongkir Terbatas - Jangan lewatkan kesempatan untuk berbelanja saat marketplace menawarkan promo gratis ongkir, meskipun hanya 3 hari sebulan. Catat tanggalnya dan siapkan daftar belanjaanmu!
Misalnya, jika sebuah marketplace memberikan promo gratis ongkir setiap tanggal 10-12 setiap bulannya, manfaatkan momen tersebut untuk membeli barang-barang yang sudah kamu incar.
2. Beli dalam Jumlah Banyak Sekaligus - Jika memungkinkan, belilah beberapa barang sekaligus dari satu toko untuk memaksimalkan pengiriman. Dengan begitu, kamu hanya perlu membayar ongkir sekali saja.
Contohnya, jika kamu ingin membeli beberapa buku, coba cari toko online yang menjual semua buku yang kamu butuhkan. Dengan begitu, ongkir hanya dihitung sekali untuk seluruh pesanan.
3. Pilih Jasa Pengiriman yang Tepat - Bandingkan tarif ongkir dari berbagai jasa pengiriman yang tersedia di marketplace. Terkadang, ada perbedaan tarif yang signifikan antar jasa pengiriman untuk tujuan yang sama.
Misalnya, sebelum checkout, perhatikan pilihan jasa pengiriman seperti JNE, J&T, SiCepat, dan lain-lain. Bandingkan tarifnya dan pilih yang paling sesuai dengan budgetmu.
4. Cari Voucher Diskon Ongkir - Banyak marketplace menawarkan voucher diskon ongkir. Cari dan klaim voucher tersebut sebelum berbelanja untuk mendapatkan potongan harga ongkir.
Biasanya, voucher diskon ongkir bisa ditemukan di halaman promo marketplace atau melalui kode referral dari teman.
5. Pertimbangkan untuk Berlangganan (Jika Sering Belanja) - Beberapa marketplace menawarkan program berlangganan yang memberikan keuntungan berupa gratis ongkir atau diskon ongkir setiap bulan. Jika kamu sering berbelanja online, pertimbangkan untuk berlangganan.
Contohnya, program keanggotaan premium di beberapa e-commerce sering kali menawarkan benefit gratis ongkir tanpa batas atau diskon ongkir khusus.
6. Pantau Flash Sale dan Promo Spesial - Flash sale dan promo spesial seringkali menawarkan gratis ongkir sebagai daya tarik. Pantau terus promo-promo ini dan manfaatkan untuk berbelanja hemat.
Aktifkan notifikasi dari aplikasi e-commerce favoritmu agar tidak ketinggalan informasi tentang flash sale dan promo spesial.
Apakah kebijakan pembatasan gratis ongkir ini akan benar-benar mempengaruhi daya beli masyarakat, menurut pendapat Ibu Ani?
Menurut Ibu Ani Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI): "Kebijakan ini memang berpotensi mempengaruhi daya beli, terutama bagi masyarakat yang sensitif terhadap harga. Namun, pemerintah akan terus memantau dampaknya dan mencari solusi agar tidak memberatkan konsumen."
Apa saja yang perlu diperhatikan konsumen agar tidak dirugikan dengan adanya kebijakan ini, menurut Bapak Budi?
Menurut Bapak Budi Setiyadi (Pengamat Ekonomi): "Konsumen perlu lebih cermat dalam membandingkan harga dan biaya pengiriman dari berbagai toko online. Manfaatkan promo dan voucher yang tersedia, serta pertimbangkan untuk membeli dalam jumlah banyak agar lebih hemat."
Bagaimana pandangan Bapak Joko tentang perlunya sosialisasi yang lebih intensif terkait kebijakan ini?
Menurut Bapak Joko Widodo (Presiden RI): "Sosialisasi yang masif sangat penting agar masyarakat memahami latar belakang dan tujuan dari kebijakan ini. Pemerintah akan terus berupaya memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat."
Apa saran Ibu Susi untuk marketplace agar tetap menarik bagi konsumen di tengah kebijakan ini?
Menurut Ibu Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan): "Marketplace harus lebih kreatif dalam menawarkan promo dan diskon lainnya, seperti diskon produk, cashback, atau bundling produk. Berikan nilai tambah bagi konsumen agar tetap setia berbelanja di platform mereka."
Bagaimana tanggapan Bapak Anton mengenai pentingnya pengawasan terhadap jasa ekspedisi agar konsumen tidak dirugikan?
Menurut Bapak Anton Apriyantono (Pengamat Kebijakan Publik): "Pengawasan terhadap jasa ekspedisi sangat krusial. Pemerintah perlu memastikan bahwa jasa ekspedisi memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan aman. Selain itu, proses klaim atas kehilangan atau kerusakan barang harus dipermudah dan dipercepat."