Temukan 5 Tanaman Unik yang Hanya Berbuah Sekali Seumur Hidup! Nanas dan Pisang Termasuk, inilah daftarnya sekarang juga
Senin, 26 Mei 2025 oleh journal
5 Tanaman Unik yang Hanya Berbuah Sekali Seumur Hidup: Ada Nanas Hingga Pisang!
Alam semesta ini penuh dengan keajaiban, dan keunikan ini juga tercermin pada dunia tumbuhan. Setiap tanaman memiliki karakteristiknya masing-masing, dan salah satu kategori menarik adalah tanaman monokarpik. Apa itu?
Secara sederhana, tanaman monokarpik adalah jenis tanaman yang hanya menghasilkan buah sekali saja sepanjang hidupnya, kemudian mati. Istilah "monokarpik" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "mono" yang berarti tunggal dan "carp" yang berarti buah. Kebanyakan tanaman monokarpik memiliki siklus hidup satu tahun, meskipun ada juga beberapa pengecualian.
Penasaran tanaman apa saja yang tergolong monokarpik? Mari kita simak ulasan berikut ini:
Tanaman Monokarpik yang Menarik
1. Nanas: Si Manis yang Berakhir Tragis
Nanas, anggota keluarga Bromeliaceae, merupakan tanaman yang akrab dijumpai. Di habitat aslinya, nanas tumbuh di tanah dan penyerbukannya dibantu oleh burung kolibri. Sayangnya, tanaman nanas hanya mampu berbunga dan berbuah sekali saja. Setelah berbuah, tanaman induk akan perlahan mati.
Namun, jangan khawatir! Sebelum mati, tanaman nanas biasanya menghasilkan tunas atau anakan di pangkalnya. Tunas inilah yang bisa kita tanam kembali untuk menghasilkan tanaman nanas baru.
2. Bambu: Misteri Pembungaan yang Mematikan
Bambu juga termasuk dalam daftar tanaman monokarpik. Beberapa jenis bambu memang bisa berbunga, meskipun tidak selalu menghasilkan buah. Uniknya, pembungaan pada bambu sangat jarang terjadi dan membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan tahun!
Beberapa spesies bambu mampu bertahan hidup selama bertahun-tahun sebelum akhirnya berbunga. Namun, begitu waktunya tiba, mereka akan mati setelah proses pembungaan tersebut. Salah satu contohnya adalah spesies bambu Phyllostachys nigra var. henonis yang membutuhkan waktu 120 tahun untuk berbunga. Para peneliti memperkirakan spesies ini akan berbunga pertama kali pada tahun 2028 di Jepang, sebuah peristiwa yang berpotensi berdampak besar pada ekologi dan ekonomi negara tersebut.
3. Melon: Si Segar yang Semusim
Melon adalah tanaman semusim dengan siklus hidup yang relatif pendek, sehingga membuatnya tergolong monokarpik. Siklus hidup melon dimulai dari fase vegetatif (pertumbuhan daun dan batang), kemudian berlanjut ke fase generatif (pembentukan bunga dan buah). Setelah buah melon matang dan dipanen, siklus hidup tanaman tersebut selesai dan ia akan mati.
Melon telah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 1980-an. Tanaman ini berasal dari Afrika Utara dan wilayah Mediterania, kemudian menyebar ke Asia, Eropa, dan Amerika.
4. Palem Aren: Serbaguna dari Ujung ke Ujung
Dengan nama ilmiah Arenga pinnata, palem aren banyak ditemukan di hutan hujan tropis, mulai dari Cina bagian selatan hingga Asia Tenggara. Palem aren termasuk tanaman monokarpik yang memiliki batang tunggal dengan tinggi mencapai 15 meter. Buahnya, yang kita kenal sebagai kolang-kaling, bisa dimakan.
Namun, manfaat palem aren tidak hanya sebatas buahnya saja. Batangnya bisa diolah menjadi tepung, dan nira dari tanaman ini bisa diolah menjadi gula merah, cuka, bahkan minuman beralkohol.
5. Pisang: Buah Populer yang Penuh Manfaat
Pisang merupakan tanaman hasil persilangan antara Musa acuminata dan Musa balbisiana. Tanaman ini juga tergolong monokarpik, yang berarti setiap batang pisang hanya akan berbuah sekali saja. Setelah menghasilkan buah, batang tersebut akan mati dan digantikan oleh tunas anakan baru.
Sama seperti palem aren, pisang juga dikenal sebagai tanaman yang penuh manfaat. Batang, bunga, jantung, dan buahnya bisa diolah dan dimanfaatkan oleh manusia. Bahkan, ada tanaman dari genus Ensete yang mirip dengan pohon pisang dan sama-sama hanya bisa berbunga sekali seumur hidup. Tanaman Ensete ini banyak ditemukan di Afrika dan Asia tropis.
Itulah 5 tanaman monokarpik yang unik dan menarik. Apakah kamu tahu tanaman lain yang memiliki karakteristik serupa?
Wah, ternyata ada tanaman yang hanya berbuah sekali seumur hidup ya! Nah, buat kamu yang tertarik menanam tanaman monokarpik, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar tanamanmu tumbuh lebih optimal:
1. Pilih Varietas yang Tepat - Setiap tanaman monokarpik memiliki varietas yang berbeda-beda. Pastikan kamu memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan tempat tinggalmu. Misalnya, jika kamu tinggal di daerah yang panas, pilih varietas nanas yang tahan terhadap panas.
Dengan memilih varietas yang tepat, tanamanmu akan lebih mudah beradaptasi dan tumbuh dengan baik.
2. Perhatikan Kebutuhan Air dan Nutrisi - Tanaman monokarpik membutuhkan air dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan menghasilkan buah. Pastikan kamu menyiram tanaman secara teratur, terutama saat musim kemarau. Selain itu, berikan pupuk yang mengandung unsur hara yang lengkap, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
Pemberian pupuk secara teratur akan membantu tanaman tumbuh subur dan menghasilkan buah yang berkualitas.
3. Lakukan Pemangkasan Secara Rutin - Pemangkasan bertujuan untuk membuang daun atau cabang yang kering atau rusak. Selain itu, pemangkasan juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi udara dan cahaya matahari di sekitar tanaman.
Dengan melakukan pemangkasan secara rutin, tanamanmu akan lebih sehat dan produktif.
4. Manfaatkan Tunas Anakan - Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, beberapa tanaman monokarpik, seperti nanas dan pisang, menghasilkan tunas anakan sebelum mati. Manfaatkan tunas anakan ini untuk memperbanyak tanamanmu. Caranya, pisahkan tunas anakan dari tanaman induk, kemudian tanam di pot atau lahan yang baru.
Dengan memanfaatkan tunas anakan, kamu bisa terus menikmati hasil panen dari tanaman monokarpikmu.
Apakah semua jenis bambu termasuk tanaman monokarpik, menurut pendapat Ibu Ani?
Menurut Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., seorang ahli bambu dari IPB University, "Tidak semua jenis bambu monokarpik, namun sebagian besar spesies bambu memang menunjukkan perilaku ini. Pembungaan massal pada bambu adalah fenomena alam yang menarik dan kompleks, dan masih banyak yang perlu kita pelajari tentangnya."
Bagaimana cara membedakan tanaman monokarpik dengan tanaman biasa, kata Bapak Budi?
Ir. Trubus Prawiro, seorang praktisi pertanian organik, menjelaskan, "Cara paling mudah adalah dengan mengamati siklus hidup tanaman. Jika tanaman hanya berbuah sekali lalu mati, maka itu adalah tanaman monokarpik. Perhatikan juga karakteristik pertumbuhan dan pembungaannya."
Apakah tanaman monokarpik bisa diperbanyak dengan biji, menurut pendapat Mbak Citra?
Menurut Ibu Dr. Diah Kusumadewi, seorang peneliti botani, "Sebagian tanaman monokarpik bisa diperbanyak dengan biji, namun seringkali lebih mudah dan cepat dengan metode vegetatif, seperti menggunakan tunas anakan pada nanas dan pisang."
Apa dampak ekologis dari pembungaan massal bambu, seperti yang dijelaskan oleh Mas Joko?
Prof. Dr. Emil Salim, seorang tokoh lingkungan hidup, mengatakan, "Pembungaan massal bambu dapat memicu ledakan populasi hama, meningkatkan risiko kebakaran hutan, dan mengubah struktur ekosistem secara keseluruhan. Penting untuk memahami dan mengelola dampak ini dengan bijaksana."