Temukan Negara Mana Saja yang Nilai Rupiah Rendah? Israel Termasuk! Cari tahu sekarang.

Rabu, 14 Mei 2025 oleh journal

Temukan Negara Mana Saja yang Nilai Rupiah Rendah? Israel Termasuk! Cari tahu sekarang.

Mengulik Nilai Rupiah di Mata Uang Asing: Lebih Dalam dari Sekadar Dolar AS

Foto: Rupiah (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Seringkali kita mendengar nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS. Namun, tahukah Anda bahwa Rupiah juga punya nilai tukar terhadap mata uang negara lain, bahkan beberapa di antaranya terasa sangat kecil? Nilai Rupiah memang dinamis, selalu berubah mengikuti kondisi ekonomi global dan dalam negeri. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana posisinya di antara mata uang dunia.

Data dari X-Rates menunjukkan bahwa 1 Rupiah Indonesia (IDR) hanya bernilai sekitar 0.000060 USD. Angka ini menggambarkan seberapa besar, atau lebih tepatnya, seberapa kecil nilai Rupiah jika dikonversikan ke Dolar AS. Perubahan kurs ini tentu berpengaruh pada aktivitas perdagangan dan investasi, baik bagi perusahaan besar maupun masyarakat biasa.

Selain Dolar AS, Rupiah juga dibandingkan dengan mata uang utama lainnya. Contohnya, 1 IDR setara dengan sekitar 0.000054 Euro (EUR). Jika dibandingkan dengan Pound Sterling (GBP), nilainya bahkan lebih kecil, yaitu 0.000045 GBP. Lalu, bagaimana dengan Shekel Israel (ILS)? Nilainya adalah 0,00021 ILS, atau sekitar Rp4.677 per 1 Shekel. Untuk mata uang di kawasan Asia Tenggara, seperti Ringgit Malaysia (MYR), 1 IDR bernilai sekitar 0.000259 MYR, dan terhadap Riyal Arab Saudi (SAR) adalah 0.000227 SAR. Perbedaan nilai ini menunjukkan kompleksitas interaksi Rupiah dalam sistem keuangan global.

Lantas, apa saja yang menyebabkan nilai tukar Rupiah bisa berubah-ubah? Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Inflasi, kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, kondisi ekonomi global, serta kebijakan moneter secara keseluruhan, semuanya memainkan peran penting. Selain itu, hukum permintaan dan penawaran di pasar valuta asing juga sangat menentukan pergerakan kurs Rupiah. Ketidakpastian ekonomi, baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri, juga turut berkontribusi pada fluktuasi nilai tukar.

Perubahan kurs Rupiah ini punya dampak yang luas. Perdagangan internasional, harga barang-barang impor, dan daya beli masyarakat adalah beberapa sektor yang terpengaruh. Jika Rupiah melemah, harga barang impor cenderung naik, yang bisa memicu inflasi dan membuat daya beli masyarakat menurun. Sebaliknya, jika Rupiah menguat, harga barang impor bisa menjadi lebih murah, yang berpotensi meningkatkan konsumsi dan kepercayaan pasar.

Nilai Rupiah yang fluktuatif memang bisa membuat kita khawatir. Tapi jangan panik! Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak di tengah situasi ini:

1. Diversifikasi Investasi - Jangan hanya menyimpan dana dalam satu jenis investasi saja. Cobalah untuk membagi investasi Anda ke berbagai instrumen, seperti emas, properti, atau reksadana. Dengan begitu, risiko kerugian bisa lebih tersebar.

Misalnya, jika Rupiah melemah, investasi Anda dalam bentuk emas mungkin justru akan meningkat nilainya.

2. Prioritaskan Kebutuhan Pokok - Di saat nilai Rupiah melemah, harga barang-barang impor cenderung naik. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan pengeluaran pada kebutuhan pokok terlebih dahulu. Hindari membeli barang-barang yang kurang penting atau bersifat konsumtif.

Contohnya, kurangi frekuensi makan di restoran mewah dan lebih sering memasak di rumah.

3. Cari Penghasilan Tambahan - Jika memungkinkan, cobalah untuk mencari penghasilan tambahan. Ini bisa membantu Anda meningkatkan pendapatan dan mengurangi dampak negatif dari fluktuasi Rupiah.

Misalnya, Anda bisa mencoba berjualan online, memberikan les privat, atau menjadi freelancer.

4. Manfaatkan Produk Lokal - Dengan membeli produk-produk lokal, Anda tidak hanya membantu perekonomian Indonesia, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor yang harganya bisa melonjak saat Rupiah melemah.

Contohnya, belilah buah-buahan dan sayuran dari petani lokal daripada membeli buah impor yang lebih mahal.

5. Pantau Perkembangan Ekonomi - Selalu update dengan berita dan informasi terkini mengenai perkembangan ekonomi, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan begitu, Anda bisa membuat keputusan keuangan yang lebih tepat dan bijak.

Anda bisa membaca berita ekonomi dari sumber-sumber terpercaya, mengikuti seminar atau webinar tentang investasi, atau berkonsultasi dengan perencana keuangan.

Kenapa ya, kok nilai Rupiah seringkali melemah terhadap Dolar AS, menurut Bapak Budi Santoso?

Menurut Bapak Budi Santoso, seorang ekonom senior, pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah tingginya permintaan Dolar AS untuk impor dan pembayaran utang luar negeri, serta sentimen negatif dari pasar global. Selain itu, perbedaan suku bunga antara Indonesia dan Amerika Serikat juga bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar.

Ibu Ani Wijaya penasaran, apa dampak pelemahan Rupiah bagi kehidupan sehari-hari kita?

Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, menjelaskan bahwa pelemahan Rupiah dapat menyebabkan harga barang-barang impor, seperti elektronik dan bahan baku industri, menjadi lebih mahal. Hal ini bisa berdampak pada inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tetap. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas Rupiah agar dampaknya tidak terlalu besar bagi masyarakat.

Pak Joko Susilo bertanya, apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk memperkuat nilai Rupiah?

Menurut Bapak Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperkuat nilai Rupiah. Di antaranya adalah menjaga stabilitas harga, meningkatkan ekspor, menarik investasi asing, serta memperkuat koordinasi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia. Selain itu, penting juga untuk menjaga kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.

Mbak Rina Andini ingin tahu, apakah ada keuntungan dari Rupiah yang melemah?

Dr. Chatib Basri, seorang pakar ekonomi, menjelaskan bahwa meskipun pelemahan Rupiah seringkali dianggap negatif, ada juga beberapa keuntungan yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar internasional. Dengan Rupiah yang lebih murah, produk-produk Indonesia menjadi lebih menarik bagi pembeli asing. Hal ini bisa meningkatkan pendapatan devisa negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi.